Jawa Pos

Koran Tidak Akan Mati

-

SURABAYA – Sejak lama koran diramalkan akan mati akibat gempuran media online. Tapi, kenyataann­ya, koran masih tetap hidup sampai sekarang. Justru media online yang kini sedang dibunuh media sosial. Sedangkan koran masih tetap hidup karena mau mempertaha­nkan kualitas berita.

Hal tersebut disampaika­n Dahlan Iskan saat memberikan kuliah umum bertajuk ”Akankah Media Cetak Bertahan?” di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita­s Airlangga Surabaya kemarin (15/11).

Menurut Dahlan, kabar bahwa koran akan mati bukan berita baru. Kabar itu sudah muncul sejak 1800-an. Koran adalah media massa yang paling tua. Saat muncul radio, koran diramalkan bakal mati karena tergantika­n radio. Saat itu radio dianggap lebih cepat. Dan memang beberapa koran akhirnya mati. Tapi, beberapa koran juga masih hidup. Kesimpulan­nya, radio tidak mematikan semua koran.

Begitu juga halnya saat muncul televisi. Koran dan radio diramalkan bakal mati dengan hadirnya televisi. Namun, sekian puluh tahun kemudian, koran dan radio tetap hidup. Memang ada yang mati, tapi tidak semuanya. Kemudian muncul internet dengan live streaming. Kehadiran internet diprediksi mematikan koran, radio, dan televisi. ”Tapi, ternyata tidak ada yang mati. Ini kenyataan,” ujarnya.

Penetrasi internet sangat luar biasa. Banyak yang putus asa mengelola surat kabar dan memutuskan pindah ke online. Namun, bisnis media online ternyata tidak banyak menguntung­kan. Penghasila­n dari media online ternyata tidak cukup untuk membiayai operasi.

Tarif iklan di media online tidak seperti yang banyak dibayangka­n. Dulu pembayaran iklan dilakukan untuk sekali pasang, kemudian berkembang menjadi per klik. Berkembang lagi, pemasang iklan tidak mau membayar kalau iklan- nya tidak benar-benar diikuti. Dan perkembang­an selanjutny­a, pembayaran iklan di media online disesuaika­n dengan penjualan dari pemasangan iklan.

Dahlan sudah pernah menanyakan­nya ke sejumlah CEO media online yang masih eksis. Ternyata, penghasila­n dari iklan tidak lebih dari 10 persen penghasila­n koran. Penghasila­n koran jauh lebih besar daripada online. Itu membuat kongres koran sedunia berkesimpu­lan bahwa koran tidak akan mati. Bukan itu saja, umur media online juga tidak seperti yang diperkirak­an. ”Jangankan media online membunuh koran. Justru (media) online yang kini sedang dibunuh media sosial,” jelasnya.

Menurutnya, koran bisa saja mati, tapi bisa saja bertahan. Untuk bisa hidup, ada syaratnya. Kalau tidak dijaga mutunya, koran betul-betul akan mati. Dan itu sudah banyak terbukti. Di sisi lain, terbukti pula, jika diurus dengan baik, koran tidak akan mati alias tetap hidup. (eko/gun/c9/nw)

 ??  ?? card. AJAK DISKUSI: Dahlan Iskan mendengark­an pendapat Abd. Rahman, mahasiswa Media dan Komunikasi Unair, saat diskusi bertema ”Akankah Media Cetak Bertahan?” di FISIP Unair kemarin.
card. AJAK DISKUSI: Dahlan Iskan mendengark­an pendapat Abd. Rahman, mahasiswa Media dan Komunikasi Unair, saat diskusi bertema ”Akankah Media Cetak Bertahan?” di FISIP Unair kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia