Selamat Jalan Pak Fathor
SURABAYA – Pengabdian Fathorrasjid sebagai wakil rakyat telah lama selesai. Kini pengabdiannya di dunia juga sudah berakhir. Ketua DPRD Jatim periode 2004–2009 itu berpulang ke Rahmatullah kemarin subuh (15/11). Sosok yang akrab disapa Fathor tersebut tutup usia di kediamannya di Pondok Pesantren Addzikra Situbondo.
Fathor mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 04.00. Komplikasi penyakit yang dia derita menjadi penyebab utama
Kepergian Fathor cukup mengejutkan sejumlah pihak, terutama rekan sejawatnya yang kini masih duduk di kursi wakil rakyat.
Salah satunya, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Daim. Suli yang pernah bekerja sama dengan Fathor terkejut mendengar kabar duka itu. Sebab, selama ini dia mengetahui kondisi Fathor sehat-sehat saja.
Kendati sudah tidak menjabat wakil rakyat, Fathor masih cukup sering berkomunikasi dengan sejumlah rekan anggota dewan. Suli menuturkan, almarhum sempat diundang untuk hadir dalam peringatan HUT Ke-72 Provinsi Jatim pada Oktober lalu. ’’Beliau diundang, tapi saat itu nggak datang,’’ ungkapnya.
Suli baru mengetahui meninggalnya Fathor setelah kabar tersebut menjadi perbincangan di grup anggota dewan periode lalu. Begitu kabar itu menyebar, sejumlah anggota DPRD Jatim pun pergi melayat untuk memberikan penghormatan terakhir. ’’Sebagian berangkat. Sebagian lagi tetap bertugas di sini. Saya juga masih ada rapat seperti biasa,’’ tuturnya.
Kebetulan, kabar tersebut berbarengan dengan ditundanya rapat paripurna tentang sejumlah perda. Kantor DPRD Jatim yang biasanya riuh rendah saat paripurna pun tampak sepi kemarin.
Semasa menjabat, Suli mengaku cukup banyak berkomunikasi dengan Fathor. ’’Saya sering berkomunikasi dengan beliau. Komunikasinya baik. Orangnya bersahaja,’’ katanya. Namun, memang Fathor sempat ramai diperbincangkan karena tersandung kasus program penanganan sosial ekonomi masyarakat (P2SEM). Dia pun harus menghabiskan hari-harinya selama empat tahun di penjara.
Setelah bebas, Fathor menyatakan bakal membongkar kasus tersebut lebih lebar lagi hingga menyeret nama gubernur (saat itu Imam Utomo) dan 99 mantan anggota DPRD Jatim lainnya.
Kisahnya yang juga cukup menyedot perhatian, kepindahannya ke Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Sebelumnya, Fathor tergabung dalam Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selama di DPRD Jatim, dia juga dipercaya sebagai penasihat Fraksi PKB. Namun, karena terjadi konflik dalam internal PKB, Fathor dan 18 anggota Fraksi PKB lainnya menyeberang ke partai yang didirikan Choirul Anam tersebut pada 2008. Tahun itu juga, dia mengalami penggantian antara waktu (PAW) dari jabatannya sebagai ketua.
Setelah pensiun dari dunia legislatif, Fathor mengabdikan diri di bidang pendidikan agama. Dia mendirikan Ponpes Addzikra di Kecamatan Arjasa, Situbondo.
Sejumlah rekan seperjuangan almarhum selama di DPRD Jatim menyempatkan diri hadir melayat ke Situbondo. Salah satunya Anwar Sadad, anggota Fraksi Gerindra. Dulunya, Sadad menjadi anggota dewan di bawah bendera yang sama dengan Fathorrasjid, yakni PKB.
Rekan mantan satu partainya yang lain adalah Achmad Firdaus, yang kini juga bernaung di bawah Gerindra. Namun, karena telah dijadwalkan mengikuti agenda lain, Firdaus mengaku tidak bisa ikut melayat. (deb/c20/git)