Desa-Desa Siaga Banjir
Pengusaha Kurangi Aktivitas Konstruksi
– Curah hujan semakin tinggi di Kota Wali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mengimbau desa-desa rawan bencana untuk siaga. Pengusaha juga menyiapkan antisipasi.
Kepala BPBD Gresik Abu Hassan mengingatkan, sejak November 2017, BPBD melayangkan surat untuk para camat di Kabupaten Gresik. Mereka diminta menggerakkan masyarakat untuk siaga bencana. Apa pun dan bagaimanapun langkahnya.
”Kami sendiri menambah perahu untuk jaga-jaga banjir yang sering melanda permukiman. Memang banyak daerah yang masih rawan,” tutur Abu.
Ada sepuluh kecamatan rawan banjir. Lima kecamatan dilewati Kali Lamong. Sisanya terdampak air Bengawan Solo. BPBD mengimbau 66 desa di sepuluh kecamatan itu agar siaga. Pemantauan kian diaktifkan. Salah satunya, mencermati kenaikan debit sungai secara mendadak.
Tim BPBD juga terus sosialisasi tanggap bencana. Kegiatan yang dikenal dengan Sekolah Sungai Level II itu dipusatkan di Desa Pangkahwetan, Ujungpangkah. Masyarakat digerakkan untuk membersihkan kotoran di sungai.
Selain warga, persiapan menghadapi hujan dilakukan sebagian pengusaha Kota Pudak. Pebisnis properti mulai mengurangi proses konstruksi. Mereka lebih menggenjot pemasaran.
’’Kalau sudah hujan, proyek sulit dilanjutkan. Makanya, ada pengusaha yang mengebut pembangunan pertengahan tahun,’’ papar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Gresik Tri Andhi Suprihartono.
Saat ini keluhan juga mulai muncul dari pengusaha kayu. Sebab, pengeringan produk terkendala sinar matahari yang tak normal. Pengusaha ramai-ramai memanfaatkan alat pemanas buatan. Sarana berbahan gas dan berenergi listrik. Pebisnis harus merogoh modal lebih besar untuk menghadapi musim hujan kali ini. (hen/c10/roz)