Jawa Pos

Segala Cara Peru demi Jadi Tim Ke-32

-

LIMA – Para penggawa tim nasional (timnas) Selandia Baru tengah sarapan di hotel saat tiga jet militer tiba-tiba melintas. Hanya ”sepelempar­an batu” dari atap hotel di Lima, Peru, itu.

Latihan militerkah tiga jet tersebut pada Rabu pagi (15/11) waktu setempat itu? Sama sekali tidak

Kabar bahwa Setnov akan menyerahka­n diri dan berlanjut ke peristiwa kecelakaan itu begitu singkat. Kemarin (16/11) sekitar pukul 18.30 Setnov melalui percakapan telepon kepada sebuah stasiun televisi mengatakan akan menyerahka­n diri kepada penyidik. Namun, tidak lama kemudian tersiar berita bahwa Setnov dibawa ke RS Medika Permata Hijau karena mengalami kecelakaan.

Bersamaan dengan kabar itu, beredar secara viral video Toyota Fortuner berpelat B 1732 ZLO mengalami kecelakaan dengan menabrak tiang listrik. Mobil itu disebut ditumpangi Setnov. Lokasinya di Jalan Permata Berlian, kawasan Simprug, Jakarta Selatan. Lokasi tersebut tidak jauh dari rumah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Tak ada kepastian apakah sebelum kecelakaan Setnov mampir dulu di rumah Surya Paloh.

Yang pasti, sesaat setelah kecelakaan sekitar pukul 20.00, Setnov dibawa ke RS Medika Permata Hijau yang berjarak sekitar 1 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP). Di sana sudah terlihat pengacara Setnov, Fredrich Yunadi. Dia mengaku sedang menunggu kehadiran Deisti Novanto, istri Setnov, yang meluncur dari kediamanny­a. ”Sebentar, saya sedang menunggu Ibu,” kata Yunadi.

Sekitar pukul 20.30 Deisti dengan menumpang Toyota Alphard hitam tiba di RS Medika Permata Hijau. Dengan pengawalan ketat, dia langsung menuju lantai 3 RS itu, tempat Setnov dirawat. Yunadi mengaku ditelepon ajudan Setnov bahwa kliennya bakal menuju KPK untuk menyerahka­n diri. Sebelum menyerahka­n diri, Setnov sedianya akan dibawa untuk wawancara dengan salah satu stasiun televisi. ”Tapi, di perjalanan ajudan ngasih tahu, ’Pak, kita kecelakaan, mobil, kaca depan, hancur. Beliau luka, langsung pingsan,’” kata dia.

Yunadi tidak tahu persis lokasi kecelakaan itu. Dia hanya memastikan bahwa ajudan menelepon dirinya sekitar pukul 20.00. Ajudan menyatakan bahwa Setnov terburu-buru karena mau mengejar waktu ke KPK. ”Karena kemarin KPK datang, kebetulan beliau lagi ada tugas sama orang penting. Jadi, beliau dari sana langsung balik,” ujar dia tanpa menyebut asal muasal hilangnya Setnov.

Terkait dengan kondisi Setnov, Yunadi mengatakan bahwa kliennya mendapat penanganan dokter dan menjalani pemeriksaa­n magnetic resonance imaging (MRI). ”Dokter sudah ambil tindakan pertama, menghentik­an pendarahan, kemudian mengobati kepala yang memar, pelipis bendol seperti bakpao, sininya (menunjuk pipi, Red) baret kena kaca. Kalau lihat kondisi mobilnya, orang pasti mikir sudah lewat, hancur-cur,” ujar Yunadi sambil menunjukka­n foto kondisi Setnov melalui ponselnya.

Yunadi melanjutka­n, saat dicek, tensi darah Setnov juga mencapai 190. Tingginya tensi darah itu diduga terjadi karena pria 62 tahun yang memiliki latar belakang hipertensi tersebut shock. Yunadi juga memastikan bahwa Setnov saat ini berada dalam pengawasan intensif. ”Apalagi, keadaan belakangan ini stress. Jadi, beliau belum siuman, sudah mulai disuntik, diinfus, kepalanya dibungkus-bungkus,” ujarnya.

Yunadi menambahka­n, dari hasil keterangan dokter, Setnov mengalami gejala gegar otak. Karena itu, dokter saat ini memberikan obat antiradang dan penenang kepada Setnov. ”Dikasih penenang, karena kalau gegar otak supaya jangan goyang dulu. Jadi, besok paginya akan bisa MRI otak seluruhnya. Kemudian jantung, kemampetan­nya kelihatan,” ujarnya.

Yunadi sempat emosional saat kliennya dikatakan sembunyi dari jemputan penyidik KPK. Menurut dia, Setnov baru saja datang dari luar kota untuk menghadiri pertemuan penting. ”Jangan ngomong sembunyi, ya. Beliau ada tugas. Kebetulan, ada keperluan sangat penting dan kebetulan HP-nya habis charger,” ujarnya.

Dia kembali menegaskan bahwa Setnov tidak akan menghilang ke mana-mana. Menurut dia, sesaat setelah dokter menyatakan sembuh, otomatis yang kali pertama didatangi Setnov adalah KPK. ”Sebagai tanggung jawab negara, beliau harus memberi penjelasan kepada rakyat,” ujarnya.

Hingga pukul 22.30, suasana di depan RS Medika semakin ramai. Sejumlah kader Angkatan Muda Partai Golkar berdatanga­n untuk melihat kondisi Setnov. Personel kepolisian dari Polres Jakarta Barat juga semakin banyak di sekitar RS Medika.

Sementara itu, meski posisi Setnov sudah diketahui, KPK tetap mencantumk­an nama orang nomor satu di parlemen itu dalam daftar pencarian orang (DPO) tadi malam. Surat pemberitah­uan DPO itu dikirimkan kepada Mabes Polri dan National Central Bureau (NCB) Interpol. ”Karena kami tidak mendapatka­n kepastian kedatangan dan penyerahan diri sampai sekitar magrib,” ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

Keputusan itu diambil para pimpinan KPK setelah perintah penangkapa­n Setnov pada Rabu (15/11) tidak membuahkan hasil. Pencarian tim penyidik selama 1 x 24 jam juga gagal menyeret Setnov ke tahanan KPK. ”KPK punya kewenangan melakukan hal itu (memasukkan nama dalam DPO, Red),” terangnya. Ketentuan tersebut ada di pasal 12 ayat 1 huruf h atau i UU KPK.

Terkait dengan insiden yang menimpa Setnov saat hendak menyerahka­n diri, sampai tadi malam KPK belum mendapat hasil pengecekan tim di lapangan. Karena itu, KPK belum memiliki kesimpulan apakah insiden tersebut hanya skenario yang sengaja dibuat untuk menghindar­i penangkapa­n KPK. ”Kami mengecek bagaimana kondisi tersangka dan kronologi kecelakaan secara persis,” paparnya.

Selain fokus penangkapa­n Setnov, KPK tetap memeriksa sejumlah saksi dalam kasus e-KTP. Salah seorang saksi yang diperiksa adalah Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Mantan ketua umum DPP Partai Golkar itu dimintai keterangan soal aliran dana e-KTP. ”(Ditanya tentang) tugas dan tanggung jawab ketua umum Partai Golkar, organisasi­nya bagaimana, apakah mengetahui tentang e-KTP,” ujar Ical seusai diperiksa.

Pada pukul 23.40, empat penyidik KPK mendatangi RS Medika. Dua penyidik menuju lantai 3, sisanya masuk ke IGD. Penyidik menanyakan kondisi Setnov kepada petugas IGD dan memeriksa berkas. (bay/tyo/sam/tau/c11/c10/agm)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia