Jawa Pos

Langkah Strategis KPK

-

W IN the crowd, and you’ll be the winner. Menangkan simpati publik, maka kau akan jadi pemenang. Petuah bijak ini diterima Maximus, sang petarung dalam film Gladiator, dan dilaksanak­an dengan baik. Dengan kecerdikan­nya, dia mampu menjadi idola warga Roma. Bahkan, Kaisar Commodus pun tak berani melakukan tindakan sewenang-wenang kepadanya. Meski bencinya setengah mati.

Hal serupa inilah yang, tampaknya, dilakukan KPK dalam penggerebe­kan rumah Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) Rabu malam lalu (15/11). Banyak orang yang bertanya, mengapa KPK bisa sampai gagal lagi dalam menangkap politikus yang dikenal licin dan tak tersentuh itu. Namun, justru langkah tersebut yang menjadi titik balik positif penanganan kasus dugaan korupsi e-KTP senilai Rp 2,3 triliun itu.

Dengan segala kecanggiha­n perantinya, sebenarnya tak sulit bagi KPK menemukan Setnov. Apalagi, dengan segala jabatan publik, keluarga, dan kekayaanny­a, Setnov juga tak akan kabur jauh ke luar negeri selamanya, misalnya. Tapi, dengan menggerebe­k rumah Setnov dan dengan diliput luas oleh media, keuntungan psiko-sosial kini ada di KPK. Ketidakber­adaan Novanto justru menguntung­kan KPK secara dukungan sosial.

Dalam semalam, citra Setnov dari seorang godfather kini tak lebih dari sekadar buronan pengecut. Lihat saja reaksi masyarakat, terutama di media sosial. Dukungan masyarakat ke KPK makin berlipat. Sebaliknya, dari kubu tersangka korupsi e-KTP, dukungan kian melemah.

Pesan kuat juga disampaika­n kepada para penentang KPK, terutama pansus hak angket. Apa pun komentar para penentang KPK berbalas komentar negatif masyarakat. Penggerebe­kan dan menghilang­nya Setnov justru menjadi kemenangan strategis KPK.

Langkah taktis KPK ini memang cukup dipahami. Menangani korupsi sebesar e-KTP memang perlu hati-hati. Baru penyidikan, sudah muncul badai seperti munculnya Pansus Hak Angket KPK. Karena itu, wajar KPK selalu menghitung langkahnya dengan cermat. Tak hanya legally correct, tetapi juga politicall­y correct. Sebab, KPK juga coba dihabisi secara politik. (*)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia