Satoria Gandeng Kontraktor Tiongkok
SURABAYA – Satoria Group bersiap mengerjakan struktur bangunan untuk proyek gedung perkantoran Satoria Tower. Untuk itu, pihaknya menggandeng BUMN Tiongkok, China Construction Eighth Engineering Development (CCEED).
Presiden Direktur Satoria Group Alim Satria mengatakan, CCEED berpengalaman dalam membangun gedung bertingkat, baik di negaranya maupun di dunia. ’’Bakal banyak kemudahan, misalnya kecepatan pembangunan dan ditunjang peralatan konstruksi yang memadai,’’ ujarnya kemarin (16/11).
Rencananya, pembangunan struktur gedung dimulai Desember 2017. Sekarang sedang diselesaikan pemasangan tiang pancang. ’’Diperkirakan memakan waktu dua tahun sehingga pada akhir 2019 sudah selesai,’’ lanjut Alim. Di Surabaya, Satoria Tower bakal jadi proyek pertama yang dikerjakan CCEED yang juga anak perusahaan dari China State Construction Engineering Company. Di Indonesia, mereka sedang menggarap tiga proyek di Jakarta.
Pembangunan Satoria Tower dikerjakan salah satu anak usaha Satoria Group bidang properti, yakni PT Mitra Agung Surabaya (MAS). Nilai investasi pembangunan Satoria Tower yang berada di lahan seluas 3.075 meter persegi itu sebesar Rp 430 miliar. Selain ditempati untuk kantor Satoria Group, sebagian besar unit dalam satu tower setinggi 36 lantai itu dijual.
’’ Market office berbeda dengan apartemen. Biasanya, kalau pembangunan sudah selesai, pembeli baru mau beli,’’ jelasnya. Karena itu, porsi pembeli investor untuk gedung perkantoran terbilang rendah karena didominasi end user. Satoria Tower terdiri atas 224 unit ruang kantor dan 52 unit loft atau SOHO (small office home office).
Selain dengan CCEED, Satoria bekerja sama dengan Bank ICBC baik untuk pembiayaan konstruksi maupun kredit pemilikan nasabah. Dari total nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun gedung Satoria Tower tersebut, sekitar 70 persen akan didanai ICBC. Sisanya 30 persen berasal dari internal.
Direktur Marketing Satoria Tower Ivi Santoso menambahkan, hingga sekarang, dari total lantai, baru dipasarkan 60 persen. ’’Dari yang kami buka sudah terjual sekitar 75 persen,’’ ujarnya. (res/c17/sof)