Jatah Elpiji 3 Kg Bocor ke Luar Daerah
Kelangkaan Makin Parah
– Dinas perdagangan, koperasi, dan usaha kecil menengah menuding sejumlah agen nakal menjual elpiji ukuran 3 kilogram (kg) ke luar daerah. Pemkab mengaku sudah mengantongi data agen-agen tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo Sutarmo menyatakan, stok gas melon sesuai dengan kebutuhan. Bila tidak ada penyalahgunaan, dipastikan tidak terjadi kelangkaan. Sebab, peruntukan gas melon jelas untuk golongan tidak mampu dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
’’Secepatnya kami tindak lanjuti. Kalau benar (agen elpiji nakal, Red), kami cabut izinnya. Kami sudah monitor dan selidiki,’’ tegasnya pada Kamis (16/11).
Akibat penjualan ke luar daerah, kelangkaan gas melon kian parah. Penyebab lainnya, imbuh Sutarmo, adalah tingginya permintaan menyusul musim hajatan pernikahan.
Lalu, apa solusinya? Sutarmo mengaku bakal memperketat SUKOHARJO pengawasan distribusi gas melon dengan menggandeng pihak terkait. Selain itu, dinas perdagangan menambah kuota gas melon. Saat ini jatah gas melon di Sukoharjo mencapai 28 ribu tabung per hari.
Lebih lanjut, dia memaparkan, bagi PNS, ditekankan menggunakan Bright Gas atau elpiji nonsubsidi. Tujuannya, memberikan contoh kepada masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk tidak menggunakan elpiji bersubsidi.
Sementara itu, Pemkot Surakarta meng imbau masyarakat mulai menyesuaikan regulasi baru tentang gas melon. Sebab, ren ca na nya, mu lai Februari 2018, elpiji 3 kg hanya bisa dibeli kelompok masyarakat tidak mampu pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
’’Saya belum mendapatkan surat resmi dari pemerintah pusat, hanya mengetahui kabar dari media. Tetapi, kami siap,’’ ujar Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Subagyo.Salah satu kategori warga tidak mampu adalah berpendapatan Rp 350 ribu per bulan. (yan/irw/wa/c22/ami)