Pemegang Dan IV Cetak Special Fighter
Bekal berlatih bertahuntahun membuat tiga orang ini menjadi pelatih. Suyatno, pelatih jujitsu; Siti Salamah, pelatih pencak silat dan Tapak Suci; serta Btari Anggun Pradini, atlet wushu. Berkat kerja keras mereka, tercetaklah atlet berprestasi.
PENGGEMAR jujitsu di SMA Kemala Bhayangkari 3 terbilang banyak. Terdapat 150 siswa yang tercatat mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Hanya pas berlatih pada Kamis (9/11), terhitung ada 50 siswa saja. Mereka berlatih di bawah komando Suyatno. ’’Kalau pas latihan semua ya anak-anak suka di halaman depan. Lebih menyatu dengan alam katanya,’’ ujar Suyatno.
Laki-laki 45 tahun itu kemudian menunjukkan gerakangerakan kuncian yang menjadi trik saat pertandingan. ’’Buat yang kelas amatir, hanya boleh melakukan gerakan mengunci sampai lima detik. Nah, kalau yang kelas kalian perhatian gerakgerik tubuh musuh,’’ ucapnya.
Rutinitas sebagai pelatih dilakoni Yatno sejak 1992. Awalnya, Yatno, sapaan akrabnya, lebih menyukai olahraga karate. Warga Desa Tambakrejo, Krembung, tersebut sempat merasa bosan dengan dunia karate. ’’Saya kemudian mencari-cari olahraga bela diri lain, ketemulah jujitsu ini saat ada pelatihan di Surabaya pada 1989. Klik rasanya,’’ katanya.
Jatuh cinta pada jujitsu, Yatno terus meningkatkan kemampuannya. ’’Tes untuk naik ke level Dan, sabuk hitam, harus ikut ujian ke Cibubur sana,’’ ujarnya. Meski harus berkorban waktu dan sering meninggalkan keluarga, Yatno yakin olahraga jujitsu bisa jadi wadah bagi banyak anak Sidoarjo untuk mengukir prestasi.
Sembari terus melatih diri, Yatno mengenalkan jujitsu ke sekolahsekolah. ’’Kebanyakan ya agak ragu karena kayak berkelahi,’’ tuturnya, lalu tertawa. Gayung bersam
but. Yat- no akhirnya didapuk menjadi pelatih di beberapa sekolah. Antara lain, SMAN 1 Krembung, SMKN 1 Jabon, dan SMA Kelama Bhayangari 3 sejak 1994.
Meski begitu, Yatno terus menaikkan levelnya. Kini ayah dua anak tersebut sudah berada di level Dan IV dari yang tertinggi sabuk merah Dan X. ’’Masih harus belajar banyak sekali. Justru, dari anak-anak ini, saya berlatih juga cara memusatkan konsentrasi dan mengelola emosi,’’ ucapnya.
Berkat ketelatenan Yatno, beberapa atlet yang dilatihnya sudah berada di level special fighter. Dua nama yang melekat di benaknya adalah Siti Nusfirotul dan Guntur Rio. Nusfiro pernah mencapai seleksi ASEAN Games, sedangkan Rio menyabet juara I Badan Keamanan Laut (Bakamla). ’’Mereka yang membuat saya terus ingin melatih. Kesuksesan mereka membuat saya bahagia,’’ ungkapnya.
(via/c20/ai)