Jadi Ibu Kedua untuk Muridnya
SUARA bising terdengar betul di aula SMA Muhammadiyah 1 Taman (Samasta). Pembangunan gedu gedung g seko sekolah a yang ya g tengah te ga berlangsung menimbulkan suara gaduh. Namun, keriuhan itu tak mengganggu suasana latihan ekstrakurikuler tapak suci pada Kamis (9/11). Siti Salamah dengan gesit meluncurkan jurus-jurus tendangannya. Yang bisa menangkisnya pertanda kemampuannya sudah baik.
Latihan itu berlangsung serius. Lima atlet inti yang dibina Salamah bakal ikut pertandingan. ”Kekuatan atlet bermacam-mabermacam- macam. Kalau sumber kekuatan di kaki, saya gembleng jurus yang dasarnya tendangan,” ujar perempuan 46 tahun itu.
Pukulan dan tendangan para atlet yang dialamatkan ke hand
block tersebut bisa ditahan tanpa goyah. Kuda-kuda Kuda- kuda atlet silat Juara II Pra-PON Pra- PON 1992 tersebut sangat kukuh. Bahkan, Salamah masih bisa melancarkan tendangan setinggi kepala dan me melakukan lakukan lompatan harimau di atas balok di usianya yang tak lagi muda.
” ”Menjaga Menjaga stamina itu kuncinya sa- lat, jaga pola makan sehat, dan harus terus aktif,” ujar salah seorang pelatih Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sidoarjo tersebut. Tak hanya membina Perguruan Silat Tapak Suci Muhammadiyah di IPSI Sidoarjo, Salamah juga turut memberikan pembinaan k kepada atlet Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa dan beberapa kelompok silat lain.
Pelatih bela diri perempuan termasuk jarang, apalagi di Sidoarjo. Salamah mulanya juga tak terpikir untuk menekuni dunia pencak silat. ”Saya dasarnya suka olahraga. Semua olahraga pernah saya coba sejak SD. Tapi, bela diri ini yang saya rasa cocok,” ungkap ibu dua anak tersebut. Beruntung, orang tua Salamah selalu mendukung s sehingga karirnya di dunia silat m makin menanjak.
Setelah meraih posisi di level nasional, Salamah banyak menerima tawaran untuk melatih.
Saat melatih, Salamah tak hanya memosisikan diri sebagai pelatih yang garang. Sebaliknya, dia malah ingin menjadi ibu kedua bagi m muridnya. ”Saya selalu dengarkan masalah mereka, tak dudukan, saya beri nasihat,” terang warga Desa Bebekan Merdayu, Sepanjang, tersebut. Karena itu, setiap s satu setengah jam latihan, selalu ada sesi curhat sambil pendinginan sebelum pulang. Setelah itu dilanjutkan salat berjamaah.
Pendekatan personal tersebut dinilai berhasil. Kini, banyak murid Salamah yang berprestasi lewat pencak silat. Di Samasta, misalnya. Juara umum berhasil diraih kontingen silat Samasta saat event PLN Jakarta Pencak Silat Championship dan Airlangga Championship. (via/c21/ai)