179 LOLOS RESTO DI PENJURIAN TAHAP 1
BRI Jawa Pos Culinary Awards 2017 mendekati puncak acara. Setelah melalui serangkaian event, ajang bergengsi yang diikuti oleh ratusan kafe dan resto di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, serta Batu itu telah memasuki babak baru.
KEMARIN (16/11) penjurian babak pertama secara resmi ditutup. Sebanyak 179 resto dinyatakan masuk dan lolos untuk mengikuti penjurian tahap selanjutnya pada 20 November– 4 Desember 2017.
Kredibilitas tim juri tak perlu diragukan lagi. Mereka terdiri atas wakil dari Jawa Pos, Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, serta Universitas Kristen Petra Surabaya. Bahkan, publik yang merupakan target pasar utama turut dilibatkan dalam memberikan penilaian.
Penjurian tahap pertama berlangsung sejak 2–13 November. Ada beberapa aspek penilaian, antara lain berdasarkan aspek popularitas yang dihitung melalui poling. Poling dilakukan melalui beberapa cara, yaitu media sosial ( In
stagram, line@, dan website jawaposculinary. com), balot koran Jawa Pos, dan field survei yang dipimpin oleh juri dari tim UK Petra. Tim juri UK Petra menerjunkan 20 surveyor ke empat kota, yakni Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Malang untuk mencari total 7.500 responden.
Khusus untuk sistem voting melalui media sosial dan balot koran Jawa Pos, publik dilibatkan untuk berperan aktif dalam memberikan penilaian kepada para peserta secara langsung agar lebih fair. ’’Heterogenitas
sample responden pun dipastikan seimbang, baik dari sisi usia maupun lokasi,” Endo Wijaya Kartika, ketua tim juri UK Petra.
Ketua Apkrindo Jatim Tjahjono Haryono juga melontarkan apresiasi kepada setiap elemen yang turut memeriahkan BRI Jawa Pos Culinary Award 2017. Menurutnya, antusiasme tahun ini lebih besar dua kali lipat dari tahun lalu.
”Ini bisa menjadi bukti bahwa bisnis kuliner tidak hanya menjadi suatu industri tapi sudah mendekati suatu komunitas. Kami juga cukup berbahagia di waktu ekonomi secara overall orang mengatakan ’sepi’, dengan adanya BRI Jawa Pos Culinary Awards ini sisi perekonomian dari industri kuliner bisa mendongkrak kondisi perekonomian Jawa Timur,” ujarnya. (zul/xav)