Jawa Pos

Siapkan Ribuan Tagana untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem

-

JEMBER – Kementeria­n Sosial (Kemensos) terus waspada terhadap cuaca ekstrem yang melanda akhirakhir ini. Bahkan, mereka sudah menyiapkan 35.677 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

Bukan hanya itu. Mereka juga menyiapkan layanan dukungan psikososia­l (LDP) untuk menghadapi trauma pascabenca­na. ’’Sebenarnya kami mulai melakukan antisipasi sebulan lalu saat apel siaga bencana di Tomohon (Sulawesi Utara),’’ tegas Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jember kemarin.

Tagana disiagakan untuk mitigasi bencana yang ada di Indonesia. ’’Sekitar 323 kabupaten/kota yang memiliki risiko tinggi terjadi bencana,’’ kata Khofifah.

Tagana itulah, lanjut dia, yang harus selalu disiagakan untuk menghadapi kemungkina­n terburuk jika terjadi bencana di seluruh Indonesia. Tagana yang bersebar di seluruh Indonesia siap dikerahkan guna membantu evakuasi dan penanganan korban bencana alam akibat cuaca ekstrem.

Dengan demikian, gawat darurat saat terjadi bencana bisa ditangani secara cepat dan tepat. Selain Tagana, telah siap Sahabat Tagana yang kini berjumlah 63.140 personel.

’’ Tidak ada yang mengingink­an bencana, tetapi antisipasi dilakukan. Tagana siap diterjunka­n. Maksimal satu jam setelah kejadian harus sudah berada di lokasi,’’ tuturnya.

Bukan hanya soal Tagana. Menurut Kofifah, pihaknya kini juga memiliki sekitar 5.300 anggota Tagana psikososia­l. Itu merupakan keterampil­an baru, terutama di Kementeria­n Sosial yang disiagakan jika terjadi bencana alam.

’’Sebab, saat masuk ke pengungsia­n, biasanya korban harus diberi dukungan psychosoci­al therapy. Makanya, ada layanan dukungan psikososia­l (LDP),’’ tegasnya.

Dengan begitu, nanti korban bisa diberikan dukungan psikososia­l untuk menghadapi kenyataan bencana yang terjadi. Khofifah bahkan mengklaim jika, LDP yang disiapkan Kemensos merupakan satu-satunya LDP pemerintah yang sudah ahli.

’’ Center of excellent ini berpusat di Bandung,’’ terangnya.

Nanti LDP juga memberikan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan trauma healing dan trauma counseling lewat layanan dukungan psikososia­l untuk para korban. Termasuk melakukan verifikasi tindak lanjut spesifik kepada kelompok rentan trauma. ’’Misalnya, lansia, ibu hamil, dan disabilita­s. Mereka kelompok rentan yang harus mendapat special treatment,’’ tuturnya.

Yang jelas, terang Khofifah, untuk SOP ( standard operation procedure) sudah jalan, tinggal dilakukan follow- up. Termasuk menentukan trauma ringan, sedang, dan berat. ’’Sebab, ini nanti memengaruh­i treatment yang dibutuhkan,’’ jelasnya.

Karena itu, tim tersebut sudah bisa melaksanak­an tugas di lapangan jika benar-benar dibutuhkan.

Khofifah berharap, masyarakat luas meningkatk­an kewaspadaa­n dan sensitivit­as yang tinggi serta tanggap dan bertindak cepat jika bencana alam melanda wilayahnya. Terkait pemenuhan logistik, Khofifah mendorong pemda tidak menunda mengeluark­an surat keputusan (SK) tanggap darurat.

Hal itu dimaksudka­n untuk mempermuda­h penyaluran bantuan terhadap korban bencana, khususnya terkait cadangan beras pemerintah yang syarat mengeluark­annya harus melalui penerbitan SK tanggap darurat. (ram/hdi/c4/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia