Jawa Pos

Tarik Ulur Emil-Ipong Masih Kuat

Cawagub Khofifah Tetap Belum Jelas

-

SURABAYA – Khofifah Indar Parawansa agaknya belum bisa memutuskan siapa yang akan mendamping­inya dalam perhelatan Pilgub Jatim 2018. Sempat dijadwalka­n bakal mengumumka­n wakilnya pada pertengaha­n November, hingga kini belum ada kepastian.

Berdasar kabar yang beredar, itu disebabkan adanya dua pilihan yang sama-sama punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Yakni, Bupati Trenggalek Emil Dardak dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlisson­i.

Informasi yang beredar menyebutka­n, Ipong cenderung dipilih Khofifah dan Nasdem. Selain itu, Ipong punya pengalaman pertarunga­n elektoral yang panjang. Dia juga dikenal sebagai calon yang berani bertarung di luar kandang. Ponorogo sebenarnya bukan basisnya, tapi dia bisa memenangi pilbup di sana. ”Dia santri yang multitalen­ta,” kata Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie. Yang terpenting, Ipong mempunyai logistik yang kuat.

Namun, dia bukannya tanpa kelemahan. Soal nama, dia masih kalah populer ketimbang Emil Dardak. Selain itu, untuk generasi milenial (guna bersaing dengan Azwar Anas), tentu suami Arumi Bachsin tersebut lebih unggul.

Partai-partai hingga kemarin belum mendapatka­n kepastian, baik dari kiai maupun Khofifah sendiri. Salah satu partai pendukung, Partai Demokrat, menyebutka­n bahwa memang ada kabar dua nama itu masuk top two. ”Kabarnya sejauh ini begitu. Tapi, saya juga dengarnya dari temanteman (media),” terang Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim Renville Antonio kemarin (17/11).

Demokrat telah mengajukan nama Emil Dardak. Menurut Renville, Emil merupakan figur potensial untuk mendamping­i Khofifah. Meski bukan kader, Renville menyebutka­n bahwa Demokrat siap mendukung bupati Trenggalek itu jika positif maju bersama Khofifah. Sebab, menurut dia, Emil punya karakter yang sangat mirip dengan Demokrat.

” Kelebihann­ya, dia muda dan santun seperti karakter Demokrat,” ujar Renville. Selain itu, Emil dinilai punya pemikiran yang mirip dengan kepemimpin­an Soekarwo sekarang. Bupati muda tersebut paham tentang Jatim- nomics atau kebijakan ekonomi hasil pemikiran Soekarwo. ” Kami di fraksi juga melihat bahwa Emil bisa mene ruskan Jatimnomic­s,” lanjutnya.

Namun, jika dibandingk­an dengan Emil, Ipong dinilai punya jaringan yang lebih kuat dan luas, khususnya di jajaran pengurus pusat partai. Secara finansial, Ipong juga lebih mampu. Namun, menurut Renville, biaya tidak menjadi faktor paling utama dalam pemilihan sosok cawagub. ”Biaya itu kan memang bukan uang pribadi, tapi dari pihak ketiga. Ketika pasanganny­a pas, pasti banyak pihak yang otomatis akan membantu,” jelas Renville.

Sebelumnya, Soekarwo sebagai ketua DPD menyatakan bahwa Demokrat punya peluang lebih besar untuk mengajukan calon bagi Khofifah. Soal itu, Renville mengaku menyerahka­n sepenuhnya pada ketua DPD. ”Karena beliau juga anggota majelis tinggi, pasti lebih tahu dan update informasi tentang wakil,” paparnya. Siapa pun wakil yang dipilih, lanjut dia, pasti telah melalui perundinga­n dengan Majelis Tinggi Demokrat.

Lalu, mengapa keputusan soal cawagub sepertinya alot? Dia mengungkap­kan, kemungkina­n ada partai lain yang bergabung dalam gerbong pendukung Khofifah. ”Mungkin karena ada tambahan itu, jadi perlu dirundingk­an lebih lama lagi,” ungkapnya. Kemungkina­n partai itu adalah PPP. PAN juga masuk dalam kemungkina­n tersebut mengingat Khofifah telah bertemu dengan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan. (deb/c6/ano)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia