Pewarna Alami Berbahan Getah Gedebok Pisang
SURABAYA – Warga Surabaya tidak pernah kehabisan akal untuk memunculkan inovasi baru saat penjurian Surabaya Green and Clean (SGC). Kemarin (17/11) warga menunjukkan kreasi tas dengan pewarna dari gedebok pisang. Selain unik, inovasi itu jadi sumber pemasukan baru bagi warga setempat. Siapa yang menyangka tas berbahan dasar kain belacu dengan berbagai motif tersebut menggunakan pewarna yang ramah lingkungan. Kesan etnik muncul dari gambar yang menggunakan pewarna dari getah pohon pisang itu. Perpaduan warna okelat tua dan putih tulang pada tas tampak manis.
Penggagasnya adalah warga di RT 2, RW 1, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan. Mereka memanfaatkan getah pohon pisang sebagai pewarna. Awalnya, getah pisang dikumpulkan. Yang paling banyak mengandung getah ialah bagian pelepah. Warga memanfaatkan pohon pisang yang banyak tumbuh di lingkungan warga.
Dari pelepah itu, getah dikumpulkan setetes demi setetes. Saat sudah cukup, getah tersebut dicampur dengan air. Perbandingannya 1:1. Lalu, getah dibiarkan semalam. Esoknya, warna cairan tersebut berubah jadi cokelat tua.
Nah, campuran itu sudah siap digunakan. Dengan kuas, cairan tersebut langsung dioleskan ke tas. Untuk mewarnai tas, bisa dibuat pola terlebih dulu atau langsung, bergantung kreativitas. Warna tas dijamin tidak akan pudar meski dicuci atau terkena air.
Kristian Adi Irwanto, ketua RT 2, menuturkan bahwa tas itu sudah dipasarkan ke masyarakat luas. Bahkan, juga sudah ada yang pesan. Tas ukuran 30 x 20 sentimeter tersebut dibanderol dengan harga Rp 25 ribu. Harganya cukup murah untuk sebuah tas yang memiliki warna natural dan ramah lingkungan.
Selain tas, warga RT 2 memproduksi batu bata. Namun, ada yang berbeda. Di dalam batu bata ada plastik yang diselipkan. Tidak hanya ramah lingkungan, batu bata juga lebih hemat biaya.
Di bagian tengah batu bata, diberi sachet minuman yang sudah digulung sampai padat. ’’Untuk sementara, batu bata dipakai taman. Sebab, kekuatan batu bata masih terbatas,’’ ujar Kristian.
Di tempat lain, tepatnya RT 4, RW 1, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, warga juga berkreasi dengan gedebok pisang. Gedebok pisang tersebut digunakan sebagai media tanam berbagai sayuran. Meski kelihatan sederhana, hasilnya tidak kalah dengan media lain.
Namanya gedebokponik. Biasanya, metode seperti itu dikenal dengan hidroponik. Namun, karena media yang digunakan gedebok, akhirnya namanya diubah. ’’Fungsinya seperti pipa yang dipakai di hidroponik,’’ tutur Ketua RT 4 Afwam. (gal/c20/git)