Jawa Pos

Lanjutkan Lukisan Seri Perjalanan

-

SURABAYA – ”Melukis selalu nol. Tak usah menunggu ilham atau imajinasi. Saya di tahapan itu.” Kalimat tersebut terucap dari pelukis kawakan Kota Pahlawan, Makhfoed. Pria 76 tahun tersebut menggelar karyanya yang berjudul Makhfoed dan Ruang Imajinasi di Galeri Prabangkar­a, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur. Pameran itu berlangsun­g hingga 21 November.

Sosok Makhfoed yang akrab disapa Cak Fud tersebut memang memiliki karakter yang kuat dalam menuangkan imajinasin­ya ke dalam kanvas dan kuas. Goresan warna dan rupa yang dia sebut sebagai imajinasi terbentuk begitu saja. Dia tak perlu ngoyo mencari ilham. Dia pun tidak mengumbar makna dari perspektif si pelukis. ”Semua penikmat lukisan saya boleh menafsirka­n cerita masingmasi­ng,” katanya.

Di jagad seni rupa, setidaknya Cak Fud sudah menggelar 12 pameran tunggal. Ada pula 18 pameran kolaborasi atau yang juga disebut pameran pilihan dari 1973. Tidak hanya di Surabaya, Cak Fud pun berkiprah di luar kota dan luar negeri melalui beberapa pamerannya.

Pria yang pernah menempuh pendidikan seni di Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera) pada 1968 tersebut juga dikenal melalui lukisan berserinya. Dia pernah mengeluark­an lukisan berseri X#1 hingga X#67 pada era di bawah 90-an.

Soal itu, dia menyebut judul serial tersebut teka-teki yang dengan sengaja dilontarka­n oleh Cak Fud ke publik. ”Jika saya yang cerita, nanti saya jadi pembohong kalau penafsiran tidak benar. Poin keduanya, lukisan saya nanti jadi beku dan monoton,” ucapnya.

Untuk pameran kali ini, dia membuat lukisan berseri dengan judul Perjalanan. Itu merupakan seri lukisan yang dibuat mulai era 1991. Cak Fud pun masih teguh dengan pendiriann­ya. Melalui 28 lukisan beraliran abstrak surealis yang dipamerkan tersebut, dia ingin membuat publik menciptaka­n berbagai penafsiran. Terdapat total 670 seri yang telah dibuat. Yang terbaru dibuat pada pertengaha­n 2017.

Tengok saja salah satu lukisan berjudul P. 641. ”P” berarti perjalanan. Jadi, dibaca Perjalanan Ke-641. Pada lukisan cat minyak di atas kanvas berukuran 1,5 x 1,5 meter itu, terdapat berbagai komponen. Lekukan, garis, dan lingkaran mirip tanaman kantong semar ( Genus Nepenthes) menjadi sebagian komponen yang mudah terlihat.

Jika diamati lebih detail, di dalamnya, terdapat siluet janin di dalam perut. Di atasnya ada benda mirip jamur. Ukurannya besar dan kecil. Komponenko­mponen tersebut dihadirkan dengan penampakan melayang, ngawang-awang. Kalau ada yang menanyakan kebenaran penafsiran versi pengunjung itu, Cak Fud hanya mengangguk­kan kepala. ”Semua benar,” tegasnya.

Menelisik ke aliran lukisan di luar abstrak surealis, Cak Fud tidak memungkiri pernah melukis dengan aliran lain. Namun, menurut dia, seni adalah ilmu pengetahua­n. Pelukis tidak hanya mengandalk­an kemampuan. Pelukis juga membutuhka­n pengetahua­n supaya lukisannya tidak mati. Hal tersebut, ungkap ayah tiga anak dan kakek lima cucu itu, sangat bisa diterapkan pada aliran surealis. (esa/c20/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia