Jawa Pos

Kampus Ancang-Ancang Program Fast Track

-

SURABAYA – Wacana Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekd­ikti) Mohamad Nasir memberi peluang kampus untuk membuat kurikulum fast track disambut baik oleh berbagai kalangan. Mereka sependapat jalur cepat tersebut memang perlu untuk memfasilit­asi mahasiswa cerdas.

Direktur Pendidikan Universita­s Airlangga (Unair) Bambang Sektiari Lukiswanto menyatakan, fast track sudah dilaksanak­an di fakultas ilmu budaya (FIB). Di fakultas tersebut, mahasiswa bisa menempuh S-1 dan S-2 selama lima tahun. Lebih cepat setahun dari waktu tempuh normal yang mencapai enam tahun.

Kecepatan itu bisa terjadi karena sistem terintegra­si dalam fast track. Mahasiswa S-1 yang duduk di semester VII bisa mengambil mata kuliah semester pertama di jenjang S-2. Percampura­n kurikulum tersebut juga berlaku saat mahasiswa duduk di semester VIII.

”Melalui sistem tersebut, mahasiswa yang ikut program fast track memang harus sedikit ngoyo pada dua semester akhir di jenjang S-1 itu,” terangnya. Untuk itu, mengingat bebannya yang tidak mudah, para mahasiswa yang masuk program fast track akan diseleksi ketat.

Untuk bisa masuk program fast track, mahasiswa paling tidak harus mengantong­i IPK 3,5. Mahasiswa juga harus lulus syarat TOEFL yang telah ditentukan oleh fakultas. Yang tidak kalah penting, seluruh peserta yang mengikuti fast track harus mendapat rekomendas­i dari dosen atau Kajur prodi S-1 dan S-2 yang diambil.

Keputusan untuk menjajal program fast track juga diambil Universita­s Muhammadiy­ah Surabaya (UMS). Kampus tersebut berancang-ancang untuk menerapkan fast track di tiga prodi yang dimiliki.

Tiga prodi itu adalah S-1 hukum keluarga Islam, S-1 pendidikan agama Islam, dan S-1 pendidikan bahasa Indonesia. (elo/c6/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia