Jalan Desa Putus, 45 Ha Padi Terendam
Karena Tanggul Bengawan Solo Jebol
BOJONEGORO – Hujan deras selama beberapa hari terakhir membuat permukaan air Bengawan Solo naik hingga 7,25 atau zona hijau. Akibatnya, tanggul sungai terpanjang di Pulau Jawa, tepatnya di Desa/Kecamatan Maduran, jebol sepanjang 25 meter kemarin pagi (18/11).
Menurut Ali Said, warga setempat, debit air sungai meningkat sejak pukul 07.00 kemarin. Hanya sekitar tiga jam, air meluber ke jalan yang menghubungkan Desa Jangkungkusumo dengan Desa Maduran. Sebab, salah satu tanggul Bengawan Solo jebol. ’’Saat ini, akses itu tak bisa dilalui. Warga harus berputar arah dan melintasi jalan lain yang lebih jauh,’’ katanya.
Selain memutus arus lalu lintas, banjir merendam tanaman padi seluas 45 hektare (ha) milik petani di dua desa tersebut. ’’Tahun lalu, tanggul pernah jobol. Namun, para petani tak khawatir karena sudah ikut asuransi. Sekarang, belum tahu apakah mereka masih ikut asuransi. Belum bertemu dengan kelompok taninya,’’ terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Prapto menjelaskan, tanggul yang sering disebut Tanggul We dok oleh warga sekitar itu jebol karena tidak kuat menahan derasnya arus sungai. Karena tanggul tersebut baru diperbaiki, tanahnya belum begitu kuat.
Prapto melanjutkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan dan berkoordinasi dengan dinas terkait. ’’ Tanggul belum bisa diperbaiki karena debit air masih tinggi,’’ ujarnya.
Menurut dia, tingginya debit air Bengawan Solo tidak hanya dipicu hujan deras, tetapi juga adanya ’’kiriman’’ dari luar kota. Di antaranya, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Magetan, dan Solo. (mal/haf/c18/end)