Jawa Pos

15 Menit Bikin Lima Jari Ajaib

Tangkis Goes to Artisan Market Road show For Her Tangkis Bersama Antangin JRG tidak hanya menyambang­i sekolah. Kemarin (18/11) program itu menyasar para pengunjung Artisan Market di Atrium Mal Ciputra World Surabaya. Seru!

-

ACARA dibuka dengan dongeng oleh Kartikanik­a Widyasari alias Kak Nitnit. Bersama boneka Naomi, dia bercerita tentang anak yang bisa menjadi superhero bagi dirinya sendiri. Dengan aneka ekspresi wajah dan variasi suara, pendongeng yang juga psikolog itu sukses membuat ratusan anak menaruh perhatian. Mereka ikut bereaksi ketika Naomi didekati pria tak dikenal. Juga ikut bersemanga­t ketika Naomi melarikan diri dari pria tersebut.

Kak Nitnit menuturkan, dongeng memang menjadi cara ampuh untuk memberikan pelajaran bagi anak. ’’Berapa pun usia anak, alangkah baiknya jika didongengi daripada dinasihati langsung. Karena dongeng punya 12 manfaat,’’ terang Kak Nitnit. Di antaranya, melatih kemampuan berbahasa, meningkatk­an kecerdasan emosional, dan meningkatk­an kreativita­s anak.

Karena itu, setelah dongeng buat si kecil selesai, giliran para bunda yang diajari mendongeng oleh Kak Nitnit. Namanya dongeng jari ajaib. Dongeng itu praktis karena hanya memerlukan boneka jari. Para bunda diajak membikin boneka sendiri. Yakni dari gambar hewan yang sudah tercetak di kertas. Tinggal dipotong sesuai pola, lalu diberi double tape dan dilingkark­an ke jari.

’’Kalau kita lagi naik mobil, lalu tiba-tiba ada orang lewat sambil mengarahka­n tangan dan lima jarinya, otomatis kita pasti berhenti. Itulah kenapa jari itu ajaib,’’ papar Kak Nitnit. ’’Hal serupa bisa diaplikasi­kan pada dongeng,’’ lanjutnya. Mereka diberi waktu 15 menit untuk membikin boneka.

Sambil menunggu boneka selesai, Kak Nitnit mengajarka­n beberapa teknik mendongeng. Salah satu yang penting adalah suara. ’’Kalau bisa, saat mendongeng, tiap tokoh suaranya dibuat beda. Biar anak perhatian. Reaksi dia pasti, ’ Lho, mamaku suaranya bisa beda ya’,’’ tutur Kak Nitnit. ’’Tokoh utama, suaranya dibuat normal. Tokoh antagonis, agak berat. Tokoh lain, suara pakai tinggi. Ayo, bunda pasti bisa,’’ katanya, memandu mereka mengubah-ubah suara.

Setelah boneka jadi, para bunda membentuk kelompok yang terdiri atas lima orang. Mereka harus mengarang dongeng. Tentu dengan tema- tema Tangkis. Yakni anti kekerasan seksual, anti-bullying, dan internet sehat. Lalu, mereka diminta mementaska­n dongeng buatan sendiri tersebut. Meski waktunya sangat terbatas, dongeng para bunda itu lucu-lucu.

Kelompok bernama Mom Jaman Now, misalnya, mengangkat tema bullying. Mereka mengisahka­n seekor buaya bernama Rocky yang dimusuhi teman-temannya. Yakni Leo si singa, Gigi si jerapah, Zizi si zebra, dan Pinky si flamingo. ’’Kulit kamu kasar dan kusam. Gigimu juga tajam. Kami tidak mau berteman denganmu karena kamu menyeramka­n,’’ kata Pinky kepada Rocky.

Ketika hutan didera hujan lebat dan terjadi banjr, Rocky lah yang menyelamat­kan mereka. Meski menyeramka­n, hati Rocky ternyata baik. Teman-temannya tidak lagi memusuhi Rocky.

Membuat cerita dongeng berdurasi satu menit itu ternyata diakui mereka gampanggam­pang susah. ’’Apalagi, kami baru saling kenal di tempat ini,’’ kata Olivia Marhalim, anggota kelompok tersebut.

Nah, bunda yang lain jangan mau kalah! Mari beraksi melindungi si kecil dari kekerasan seksual, perundunga­n, dan dampak buruk internet. Caranya, mendaftark­an diri dalam Tangkis Community Competitio­n. Lakukan aksi terkait dengan tiga tema tersebut berikut foto, lalu unggah ke website forher.jawapos. com. Masih ada kesempatan hingga 26 November untuk memenangka­n hadiah jalan-jalan ke Australia, Singapura, dan Bali! (adn/c19/na)

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia