Jawa Pos

Mengubah Nasib Die Borussen

-

STUTTGART – Hingga spieltag ketujuh saat menang 2-1 atas Augsburg (30/9), sebenarnya keyakinan bahwa Borussia Dortmund bisa mematahkan dominasi Bayern Muenchen dalam dua musim terakhir Bundesliga masih besar. Tetapi, kekalahan 2-3 oleh RB Leipzig (14/10) mengubah 180 derajat nasib Die Borussen.

Sebab, hingga empat pekan setelahnya, tiga poin tidak pernah direguk tim polesan Peter Bosz itu. Bahkan, tiga di antaranya berakhir dengan kekalahan. Terbaru, finalis Liga Champions 2012–2013 tersebut kembali kalah 1-2 oleh tuan rumah VfB Stuttgart dini hari kemarin.

Satu-satunya gol Dortmund pada laga yang digeber di Mercedes-Benz Arena itu dicetak Maximilian Philipp beberapa saat sebelum jeda. Gol tersebut tercipta setelah beberapa saat sebelumnya eksekusi penalti Andre Schuerrle gagal. Sedangkan dua gol tuan rumah dilesakkan Chadrac Akolo (5’) dan Josip Brekalo (51’).

Kekalahan dari Stuttgart kemarin adalah yang ketiga beruntun di Bundesliga. Mereka juga tidak pernah menang dalam lima laga. Ironisnya, jumlah kebobolan tim yang bermarkas di Signal Iduna Park itu menembus 14 gol.

Kali terakhir Dortmund kebobolan 14 gol dalam lima pekan terjadi 26 tahun lalu, tepatnya musim 1991–1992. Kekalahan tersebut membuat posisi mereka belum beranjak dari peringkat ketiga dengan 20 poin. Bahkan, posisi itu bisa melorot ke peringkat kedelapan bila Schalke 04, Hoffenheim, Hannover, dan Frankfurt meraup tiga poin dini hari tadi.

’’Jika kami kebobolan gol cepat, itu selalu tidak menguntung­kan dan kami harus membalasny­a secepat mungkin. Namun, itu bisa menjadi bumerang karena kami terlalu memforsir penyeranga­n meski terkadang berhasil,’’ kata Mario Goetze kepada Sport 1.

’’Kami sebenarnya bisa menang saat laga sudah 1-1 kala jeda. Tapi, kami kebobolan lagi tepat setelah turun minum. Gol itu seolah mematahkan harapan kami,’’ ucap pencetak gol semata wayang timnas Jerman saat menang atas Argentina di final Piala Dunia 2014 itu.

Pernyataan eks gelandang Bayern Muenchen tersebut mungkin benar. Selain konsentras­i pada awal laga, keroposnya lini belakang memang menjadi permasalah­an utama Dortmund. Dan, penjaga gawang Roman Buerki serta bek Marc Bartra adalah beberapa penyebabny­a.

Gol pertama Stuttgart terjadi karena salah koordinasi antara Bartra dan Buerki. Itu berawal saat mantan bek Barcelona tersebut melakukan back pass ke Buerki. Di luar dugaan, kiper timnas Swiss itu salah kontrol dan bola dengan mudah direbut Akolo yang tinggal menceplosk­an ke gawang.

Namun, itu bukanlah blunder pertama kiper 27 tahun tersebut. Sebelum ini, dia menjadi penyebab hukuman penalti bagi Eintracht Frankfurt (21/10) pada menit ke-64 dan pertanding­an berakhir 2-2. Padahal, sebelumnya Dortmund unggul 2-0. Sepekan berselang, blunder serupa terjadi saat Dortmund kalah 2-4 oleh Hannover 96 (28/10).

Tidak hanya di Bundesliga, blunder Buerki juga terjadi di Liga Champions. Tepatnya saat bermain imbang 1-1 kontra APOEL Nicosia pada matchday keempat (1/11). Kepada Sport 1 kala itu, Buerki mengaku bahwa kesalahann­ya membuat APOEL menyamakan kedudukan. Namun, hal itu tidak berlaku pada kekalahan kemarin.

’’Itu (blunder, Red) jelas bukan kesalahan dari saya!’’ ucap Buerki. Padahal, dalam lima spieltag awal musim ini, gawang Buerki selalu clean sheet. Hampir saja catatan itu menyamai rekor Dortmund yang tanpa kebobolan dalam 516 menit pada start di musim 2001– 2002. (io/c17/tom)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia