Jawa Pos

Pantang Lengah Redam Veteran

Ganda Putra Marcus/Kevin Jaga Asa Indonesia

-

JAKARTA – Indonesia sudah dipastikan gagal mengulangi prestasi di Tiongkok Open Superserie­s tahun lalu. Pada edisi 2016, Merah Putih membawa pulang dua gelar juara melalui ganda campuran dan ganda putra. Tahun ini, peluang meraih gelar hanya datang dari ganda putra.

Marcus Fernaldi Gideon/ Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi satu wakil tersisa bagi Indonesia di final Tiongkok Open Superserie­s Premier (SSP) 2017. Lawan yang mereka hadapi bukanlah lawan sembaranga­n. Adalah pasangan veteran asal Denmark yang selama ini menjadi nemesis alias lawan yang paling sulit ditaklukka­n Marcus/Kevin, Mathias Boe/Carsten Mogensen, yang coba menggagalk­an ambisi besar itu.

Laga final tersebut ( siaran langsung KompasTV pukul 12.00 WIB) layak disebut final ideal. Marcus/Kevin menempati unggulan teratas, sedangkan lawannya berada di unggulan kedua turnamen. Dalam rekor pertemuan, Marcus/Kevin dan Boe/Mogensen sudah enam kali bersua di berbagai ajang ( selengkapn­ya lihat grafis). Hasilnya, pasangan berusia 37 dan 34 tahun itu mendominas­i dengan empat kali kemenangan.

Namun, yang menjadi modal besar bagi andalan Indonesia adalah kemenangan Marcus/Kevin saat kali terakhir berjumpa di Japan Open Superserie­s September lalu. Mereka mampu memaksimal­kan kemenangan dua game langsung sebelum akhirnya mengamanka­n gelar di Jepang.

Boe/Mogensen melangkah ke final setelah menaklukka­n pasangan Indonesia Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro straight game 22-20, 21-12. Hasil tersebut sekaligus mematahkan harapan all Indonesian final di ganda putra. Sebab, sebelumnya Marcus/Kevin kembali menga lahkan pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Y Yuchen 21-14, 21-18.

Khusus menghadapi Boe/Mogensen, pola permainan cepat khas Marcus/Kevin bakal menjadi senjata mematikan. Sebab, dengan usia yang tidak lagi muda, pasangan Denmark itu kerap menampilka­n permainan dengan menjaga tempo. Boe/Mogensen juga dikenal memiliki pertahanan yang solid.

Sementara itu, kendala bagi Marcus/Kevin adalah masalah momen dalam menyerang. ’’Mereka (Marcus/Kevin, Red) harus sabar. Kekalahan Ahsan/Rian tadi (kemarin, Red) jadi pelajaran,’’ terang Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra pelatnas, kepada Jawa Pos tadi malam (18/11).

Dia yang menentukan kapan bermain cepat dan kapan melambatka­n per mainan. Sedangkan Marcus menjadi tukang gebuk di bagian belakang. Tetapi, pada beberapa turnamen terakhir, Marcus juga kerap mengisi posisi playmaker meski tidak sebanyak porsi Kevin.

Marcus/Kevin juga sudah cukup akrab dengan permainan pasangan veteran asal Denmark tersebut. ’’Besok (hari ini, Red) main seperti biasa, gak akan kasih lawan menyerang,’’ sebut Kevin. (nap/c17/ady)

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia