Jawa Pos

Olah Kupang Jadi Camilan Gurih

-

GRESIK – Komoditas kupang melimpah di perairan laut Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujungpangk­ah. Sebagian besar warga memperoleh pendapatan dari penjualan hewan laut tersebut. Mereka tidak hanya menjual kupang mentah. Terbaru, warga mengolah kupang menjadi camilan ringan bernama Kopang Krispi.

Makanan kering tersebut dikemas dalam wadah kedap udara. Selain itu, makanan ringan tersebut diproyeksi menjadi salah satu alternatif oleh-oleh di Gresik. ’’Akan kami jual juga di sentra oleh-oleh begitu izin PIRT (pangan industri rumah tangga) yang sekarang masih dalam proses sudah kami kantongi,’’ ujar Kades Banyu Urip Ihsanul Haris kemarin.

Dia menuturkan, saat ini kupang juga dibudidaya­kan nelayan setempat. Karena itu, Desa Banyu Urip dalam sehari mampu menghasilk­an 15–20 ton kupang. Alum- nus Sastra Indonesia Universita­s Negeri Malang (UM) tersebut menambahka­n, warganya lebih familier menyebut kopang daripada kupang. Mereka mengklaim bahwa bentuk kupang lebih besar dan hampir mirip kerang. Pria yang akrab disapa Ihsan itu menambahka­n, dalam pengolahan kupang menjadi camilan, kondisinya harus fresh. Jika masuk lemari pendingin, bentuknya akan hancur saat diolah. Karena itu, sesaat setelah dipanen, kupang langsung diolah. Selain dipisahkan dari kulit dan dicuci bersih, hewan itu lebih dulu direndam selama sekitar 30 menit dalam air kapur.

Kupang berukuran besar diolah menjadi kupang ori si- nal. Adapun

kupang yang lebih kecil dibuat menjadi kupang crispy berbalut tepung. Ihsan menyebutka­n, versi orisinal digoreng dalam mesin vacuum frying dengan suhu di atas 100 derajat Celsius selama sekitar dua jam. Untuk versi tepung, kupang digoreng manual di atas wajan agar tepungnya tidak terlepas.

’’Bumbunya nggak aneh-aneh. Tidak ada pengawet. Cuma bawang putih, telur, garam, dan gula,’’ papar Zulis Faroh, istri Ihsan. Pengolahan itu pun bernaung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tirta Mandiri. Di dalamnya ada ibu PKK, paguyuban istri nelayan (PIN), dan karang taruna desa. ’’Kalau anak-anak mudanya sih untuk bagian promosi, terutama di media sosial. Sejauh ini kami pernah kirim sampai ke Jogjakarta,’’ papar Ihsan. (hay/c15/dio)

– Dari 826 ruang kelas yang rusak, ternyata seba gian besar masuk kategori rusak berat. Jumlahnya mencapai 488 ruangan. Yakni, terdiri atas 395 ruang kelas SDN, 91 ruang kelas SMPN, dan 2 ruang kelas TK negeri.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendi­k) Gresik Mahin menyatakan, kerusakan berat tersebut masuk skala prioritas perbaikan pada 2018. ’’Sudah dipetakan mana saja yang rusak,” katanya kemarin (18/11).

Dia belum bisa memastikan seluruhnya ditangani sekaligus tahun depan atau bertahap setiap tahun. Hal itu, ucap dia, sangat bergantung pada ketersedia­an anggaraan. ’’ Kami inginnya perbaiki langsung setahun jadi. Tapi, apakah anggaranny­a cukup atau tidak,” ujarnya.

Untuk gedung yang rusak berat, dilakukan perbaikan total. Gedung lama harus dibongkar, diganti dengan bangunan baru. Sementara itu, ruangan yang masuk kategori rusak ringan berjumlah 338 kelas. Kerusakan ringan ditangani dengan rehab atau renovasi. Nah, untuk perbaikan pada 2018, dibutuhkan anggaran yang cukup besar.

Pada 2017 saja, dispendik mengalokas­ikan dana perbaikan hingga Rp 42 miliar. Selain APBD, dana bersumber dari DID, DAK SMP, dan DAK khusus SD. Namun, sebagian besar alokasi anggaran berasal dari pemerintah pusat. Yaitu, DID sebesar Rp 23,73 miliar. Lantas, dari APBD Gresik, dialokasik­an Rp 14 miliar. Selain perbaikan fisik, sebagian dipakai memenuhi sa rana-prasarana komputer sekolah dan mebel. ’’Ini bukti bahwa anggaran sangat ber- gantung dana pusat,” ungkap Ketua Komisi IV DPRD Gresik Khoirul Huda.

Huda yakin kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan 2018. Dispendik masih akan mengandalk­an subsidi pusat melalui pos DID. Khoirul Huda menyampaik­an, dana yang sudah klir sampai saat ini baru berkisar Rp 24 miliar. Sebagian besar berasal dari DID. ’’Ini masih sementara,” ujarnya.

Selebihnya, pihaknya sangat berharap pada DAK SMP dan DAK SD. Anggaran itu biasa turun sebelum APBD tahun depan disahkan.

Seperti diketahui, perbaikan ruang kelas yang rusak menjadi prioritas Dispendik Gresik. Dispendik bertekad mengebut perbaikan hingga 2020. Tahun itu menjadi batas penyelesai­an perbaikan. Sebab, pemilihan kepala daerah (pilkada) akan berlangsun­g pada 2020 meski masa jabatan pemerintah­an Sambari-Qosim (SQ) berakhir pada 2021.

Sisa kerusakan sebanyak 826 unit akan dicicil secara bertahap tiap tahun. Artinya, jumlah perbaikan mencapai 275 unit setiap tahun. Untuk perbaikan total, estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 60 miliar. (mar/c20/dio)

 ??  ?? crispy
crispy
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia