Jawa Pos

TNPPB Ancam Bakal Serang Freeport

-

Lewat operasi yang berlangsun­g 78 menit tanpa korban jiwa di pihak aparat, satgas gabungan berhasil menguasai dua kampung itu. Menurut Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal, karena masih ada 956 warga yang memilih bertahan di sana, sejumlah aparat ditempatka­n di dua kampung tersebut agar tak dikuasai KKB.

Menurut Budi yang baru empat bulan berada di Kimbely untuk bekerja sebagai pendulang emas, selain berpatroli dengan senjata, KKB melakukan penjarahan kepada para warga yang notabene adalah para pendulang.

Budi mengaku baru bisa mengontak keluarga setiba di Timika dengan ponsel pinjaman. ”Masih bingung saya, anak dua, satu SMP dan satu SMA, masih butuh biaya sekolah. Kalau tidak kerja, makan dari mana?” ujarnya.

Testimoni Budi itu dibenarkan Hendri. Pria asal Demak, Jawa Tengah, itu mengaku semua barang miliknya telah dijarah KKB.

”Saya punya istri dan sebentar lagi mau melahirkan. Padahal, semuanya sudah diambil (KKB, Red),” kata Hendri yang sudah enam tahun bolak-balik Demak-Tembagapur­a sebagai pendulang.

Sebanyak 344 warga yang berhasil dievakuasi itu berasal dari berbagai daerah. Selain kota-kota di Jawa, ada pula yang dari Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Ada juga warga lokal yang punya keluarga di Timika. Mereka yang berasal dari luar Papua diserahkan kepada paguyuban masing-masing untuk ditampung.

Sementara itu, Juru Bicara Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TNPPB) Sebby Sambo menuturkan, di Papua tidak ada KKB. Melainkan TNPPB. ”Yang kami lakukan itu bukan kriminal, tapi perjuangan,” tuturnya ( Jawa Pos, 18/11).

Menurut dia, informasi soal penyandera­an di Kimbely dan Banti tersebut sama sekali tidak benar. TNPPB sama sekali tidak menyandera masyarakat.

”Kami ini tidak melawan masyarakat, tapi melawan TNI dan Polri. Kombatan melawan kombatan,” ujarnya.

Kamal menyatakan, setelah dilakukan pendataan kepada 344 warga yang dievakuasi, selain penjarahan dan pemukulan, sebagian juga jadi korban pelecehan seksual.

Berdasar pendataan Polda Papua, 12 perempuan dilecehkan secara seksual. Yakni, EK, T, HY, D, L, R, MM, LL, S, RK, I, dan M. Lima perempuan merupakan warga Longsoran, Banti, dan tujuh perempuan warga Kimbely. ”Tentunya dilakukan perawatan kesehatan dan psikologis bagi yang membutuhka­n,” jelasnya.

Sepuluh anggota KKB juga diduga menembak dan membakar sebuah truk milik PT Freeport Indonesia (FI) Sabtu pagi (18/11). ”Kami melakukan upaya pengamanan sekaligus pengejaran,” ujar Kamal.

Ketika dihubungi kembali me- ngenai tudingan penjarahan dan pelecehan seksual itu, Sebby Sambo menuturkan, semua tuduhan itu seharusnya jangan hanya digelontor­kan ke media. Indonesia sebagai negara hukum seharusnya membuktika­nnya.

”Kami pastikan TNPPB tidak melakukan semua itu,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin.

Dia menambahka­n, sebenarnya TNI-Polri telah melakukan pelanggara­n hukum perang internasio­nal dalam operasi tersebut. Sebab, saat melakukan operasi itu, TNI-Polri menembakka­n enam rudal ke markas TNPPB.

”Mereka menembak dari jarak 3 km dari markas kami,” jelasnya.

Dalam aturan hukum perang internasio­nal disebutkan, harus digunakan senjata yang sepadan dalam melakukan perlawanan. ”Karena itu, kami akan mengajukan ini ke Mahkamah Internasio­nal. Kami sedang kumpulkan datanya,” ujarnya.

Karena serangan rudal tersebut, dua anggota TNPPB tewas dan enam lainnya cedera. Dia mengatakan, tentu akan ada operasi untuk membalas apa yang telah dilakukan TNI-Polri.

Salah satu langkah yang akan ditempuh TNPPB adalah menyerang PT FI secara besar-besaran. Semua anggota TNPPB akan menyerang gedung-gedung dan kendaraan yang dimiliki Freeport. ”Mereka telah membantu TNI dan Polri untuk melakukan penyeranga­n terhadap kami dengan meminjamka­n kendaraann­ya,” ujarnya. (idr/c10/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia