JK Minta Kader Jadi Pengusaha
Wapres Tutup Munas KAHMI
MEDAN – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ( JK) minta lebih banyak kader dan alumnus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang terjun menjadi pengusaha. Sebab, selama ini masalah keadilan ekonomi masih belum dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
JK menuturkan, keadilan ekonomi yang tidak merata itu bisa menimbulkan kesenjangan sosial. Dengan menjadi pengusaha, diharapkan para alumnus HMI bisa berperan lebih untuk membangun bangsa.
”Karena itulah, harus tumbuh para kader baru di bidang ekonomi, para pengusaha,” ujar JK pada penutupan Musyawarah Nasional Ke-10 Korps Alumni HMI (KAHMI) di halaman Istana Maimun, Medan, kemarin (19/11).
Salah satu manfaat konkretnya adalah bisa membantu kader HMI yang belum mendapatkan pekerjaan. JK meminta kader senior bisa membantu junior dengan cara lebih mengutamakannya bila ada lowongan kerja.
”Tentu asalkan memenuhi persyaratan yang tentu ditentukan masing-masing pihak. Kalau tidak, tentu semangat alumni itu akan kurang,” imbuh JK yang juga menjadi ke tua Dewan Etik KAHMI.
JK juga mengapresiasi sembilan orang yang terpilih sebagai presidium KAHMI. Yakni Kamrussamad yang memperoleh 431 suara, Ade Komarudin (421), Ahmad Riza Patria (365), Ahmad Dolly Kurnia (334), Viva Yoga (331), Harry Azhar Azis (326), Siti Zuhro (300), Herman Khoeron (268), dan Sigit Pamungkas (257).
Mereka punya latar belakang partai politik berbeda. Mulai Partai Golkar, PAN, hingga Demokrat. Ada pula birokrat dan pengusaha. ”Selalu kita pertahankan bahwa kebinekaan itu sendiri tumbuh dari dalam KAHMI, HMI sendiri. Tidak melihat asal usulnya, tapi melihat kemampuannya,” tutur JK.
Mahfud MD, mantan koordinator presidium KAHMI, menyatakan bahwa kehadiran Presiden Joko Widodo saat pembukaan dan Wapres JK saat penutupan adalah bentuk pengakuan terhadap KAHMI. ”Kami mengucapkan alhamdulillah, acara sudah berlangsung dengan baik. Terutama kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang telah memfasilitasi,” ucapnya.
Mahfud berharap KAHMI tetap tidak berkoalisi dengan kekuatan politik. Tapi berkoalisi dengan tujuan negara Republik Indonesia membangun kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur di dalam keberagaman dalam kebersatuan.
Sementara itu, Kamrussamad menegaskan, KAHMI akan lebih berfokus pada pemberdayaan ekonomi umat. Sebab, tantangan di masa depan adalah bagaimana umat Islam bisa mengambil peran di bidang ekonomi. ”Sebagai pelaku, sebagai pencipta lapangan kerja. Sekaligus membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran,” kata wakil ketua Kompartemen Konstruksi dan Infrastruktur Kamar Dagang dan Industri ( Kadin) Indonesia tersebut. (jun/c9/oki)