Jawa Pos

Kontrol Tingkah Laku dengan Terapi Perilaku

-

GRESIK – Anak penyandang down syndrome kerap mengalami gangguan perilaku. Baik dari sisi motorik, personal, maupun sosial. Terapi perilaku diberikan agar tingkah laku anak lebih terkontrol.

Di Resource Center, anak down syndrome perlu diajak bermain sebelum diterapi. Itu menjadi bagian dari observasi. Dengan demikian, terapis bisa menentukan jenis terapi yang tepat. ”Itu untuk mengendali­kan suasana hati anak juga,” ujar pendamping anak berkebutuh­an khusus (ABK) Resource Center Apfrensisc­a.

Perempuan yang akrab disapa Sisca itu menyatakan, suasana hati anak down syndrome sangat mudah berubah. Hal itu berpengaru­h pada perilaku anak. Anak kerap kali bertindak semaunya. ”Awalnya, kita turuti saja maunya. Sambil bermain, dilihat perkembang­annya,” katanya.

Setelah diajak bermain, terapi mulai dilakukan secara bertahap. Salah satunya melatih motorik anak melalui gerakan-gerakan tangan. Kemudian, terapi difokuskan pada aspek kognisi anak. Misalnya, bermain angka atau huruf.

Sisca menyebutka­n, waktu yang diperlukan untuk sekali terapi sekitar dua jam. Sebab, mengontrol mood anak down syndrome tidak mudah. ”Harus sabar dan telaten ketika menangani anak ( down syndrome, Red),” katanya.

Alumnus Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) itu menjelaska­n, terapi perilaku diberikan sesuai dengan kondisi anak. Namun, yang paling banyak dimulai dari level dasar. Di level dasar, anak down syndrome diajari tentang kepatuhan. ( adi/c6/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia