Jawa Pos

Jerman Berpeluang Gelar Pemilu Ulang

-

BERLIN – Empat pekan berlalu sejak koalisi Christian Democratic Union (CDU) dan Christian Social Union (CSU) memenangka­n pemilihan umum (pemilu) Jerman. Namun, sejauh ini, pemerintah­an baru belum terbentuk. Bahkan, lebih buruk lagi, pemerintah­an baru bisa jadi tidak akan terbentuk tanpa pemilu ulang.

”Ini adalah hari yang tepat untuk benar-benar memikirkan masa depan Jerman,” kata Kanselir Jerman Angela Merkel. Kemarin (20/11), upaya CDU/CSU untuk membentuk pemerintah­an koalisi dengan Free Democratic Party (FDP) dan Partai Green gagal. Perundinga­n yang semestinya berakhir pada Kamis (16/11) itu molor karena FDP hengkang. Partai sayap kiri tersebut menyatakan mundur dari koalisi. Negosiasi pun berjalan alot dan tak mendapat kesepakata­n.

Keputusan FDP itu disampaika­n langsung oleh pemimpinny­a, Christian Lindner. ”Kami lebih baik tidak menjadi bagian dari pemerintah­an daripada harus memerintah dengan cara yang salah. Selamat tinggal,” kata politikus 38 tahun tersebut dalam jumpa pers. Tanpa FDP, Merkel tak akan bisa membentuk pemerintah­an koalisi yang diinginkan sesuai hasil pemilu.

Seharusnya, pemerintah­an baru Jerman yang terdiri atas koalisi CDU/CSU, FDP, dan Green terbentuk pekan lalu. Merkel sempat menyebut 16 November sebagai batas waktu. Tapi, ternyata batas waktu itu terlampaui. Dan, kini perundinga­n tak membuahkan hasil positif. Koalisi Merkel malah kehilangan mitranya. Sedangkan membentuk pemerintah­an bersama Green saja tidak akan cukup.

Karena kembali berkoalisi de- ngan mitra lama, Social Democratic Party of Germany (SDP), tidak mungkin Merkel lantas menghadap Presiden Frank-Walter Steinmeier. Dalam situasi rumit seperti itu, sang presiden berhak memberikan jalan keluar. Selain berkoalisi dengan mitra lama dan membentuk pemerintah­an minoritas yang peluangnya sama-sama kecil, solusi lain adalah pemilu ulang.

”Sebenarnya, dialog sudah mengarah pada kesepakata­n. Tapi, tiba-tiba FDP menarik diri dari koalisi,” keluh Merkel. FDP menyebut topik pendidikan dan pajak sebagai dua faktor yang mendasari keputusann­ya. Menurut Lindner, dua faktor tersebut penting dalam pemerintah­an. Padahal, selama ini, satu-satunya faktor yang selalu FDP anggap penting hanyalah kebijakan imigrasi. (AP/ Reuters/BBC/hep/c21/any)

 ??  ?? AFP PHOTO2 NGOTOT: Potongan gambar dari video Presiden Zimbabwe Robert Mugabe saat menyatakan keengganan­nya mundur dari tampuk kekuasaan Minggu (19/11).
AFP PHOTO2 NGOTOT: Potongan gambar dari video Presiden Zimbabwe Robert Mugabe saat menyatakan keengganan­nya mundur dari tampuk kekuasaan Minggu (19/11).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia