Kapolri Minta Tidak Bawa Isu SARA
Pilkada Serentak 2018
JAKARTA – Pilkada serentak 2018 yang kian dekat membuat Kapolri Jenderal Tito Karnavian khawatir. Belajar dari Pilkada DKI Jakarta 2017 yang menyeret isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), di pilkada serentak 2018 rawan terjadi hal yang sama.
Mantan Kapolda Metro Jaya tersebut menyatakan bahwa kinerja Polri dan TNI akan lebih mudah bila kontestan pesta demokrasi tidak menggunakan isu sensitif yang dapat mengoyak persatuan bangsa. ”Membuat bangsa menjadi terpecah,” ujarnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin (20/11).
Menurut Tito, jangan sampai SARA menjadi isu untuk menyerang pihak lain. ”Bila digunakan isu itu, jelas akan memecah belah bangsa,” tuturnya. Bila isu agama digunakan, mau tidak mau setiap orang akan memperjuangkan agamanya. ”Masing-masing akan membela agamanya,” imbuh mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut.
Kunci lain dalam pilkada serentak adalah kekompakan Polri dan TNI. Kalau kompak, pe na nganan masalah akan lebih baik. ”Dua kekuatan ini yang terbesar,” ujar jenderal berbintang empat itu. Tito menambahkan, Indonesia sebenarnya sudah matang dalam berdemokrasi. ”Kita sudah terbiasa.”
Seperti diberitakan, dalam pilkada DKI Jakarta, Polri menangani kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai kental dengan isu SARA. Polemik tersebut menciptakan indikasi perpecahan yang begitu mengkhawatirkan. Berkali-kali pengerahan massa dengan jumlah besar terjadi.
Terpecahnya masyarakat begitu tampak di media sosial. Saling serang terjadi, yang bahkan membuat bermunculan laporan terkait isu SARA. Tak heran bila di pilkada serentak 2018 dikhawatirkan terjadi hal yang sama. (idr/c9/oki)