Jawa Pos

Martapura FC Dihantui Kutukan Semifinal

-

TAMPIL di semifinal Liga 2 bukan pengalaman baru bagi Martapura FC. Tim yang bakal menjadi lawan Persebaya Surabaya itu sudah dua kali mencicipi atmosfer semifinal. Hasilnya? Dua kali pula mereka gagal ke final.

Kegagalan pertama terjadi pada 2014. Saat itu mereka gagal melaju ke final setelah dikandaska­n Persiwa Wamena. Nasib serupa mereka alami saat mengikuti kompetisi Indonesia Soccer Championsh­ip (ISC) B tahun lalu. Ketika itu mereka harus tersingkir dari perebutan tiket final setelah kalah tipis 1-2 dari PSCS Cilacap.

Nah, tahun ini Martapura FC berharap bisa menghentik­an kutukan semifinal. Hal itu disampaika­n CEO Martapura FC Yahdi Mursid. Yahdi mengakui, dua kali gagal di babak semifinal yang pernah mereka alami sejatinya cukup membebani mental pemain dan manajemen. Mereka khawatir kutukan itu benar adanya sehingga kandas lagi di babak semifinal tahun ini. Apalagi, calon lawannya adalah Persebaya.

’’Perasaan waswas (kutukan semifinal, Red) pasti ada. Tapi, kami berusaha me- yakinkan pemain dan pelatih agar mereka bisa menjadikan dua kegagalan itu sebagai motivasi,’’ papar Yahdi. ’’Saya juga tahu dengan kualitas dan mental pemain kami yang selalu berlipat-lipat naik kalau melawan tim-tim besar seperti Persebaya,’’ paparnya.

Pria yang juga konsultan pembanguna­n jembatan itu menambahka­n, saat ini mereka lebih fokus memastikan kondisi fisik dan mental pemain dalam kondisi baik. Sebab, Martapura butuh tenaga ekstra saat menantang Persebaya. ’’Apalagi di semifinal nanti tensi pertanding­an jauh lebih tinggi dibandingk­an laga sebelumnya,’’ ucapnya.

Hal senada disampaika­n pelatih Martapura FC Frans Sinatra Huwae. Menurut dia, kemenangan melawan Persebaya di babak semifinal nanti merupakan harga mati. ’’Karena target kami tidak hanya lolos ke final, tapi bagaimana bisa bermain di Liga 1 musim depan. Jadi, kalau menang lawan Persebaya, cita-cita kami bermain di Liga 1 tercapai,’’ katanya. (ben/c15/bas)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia