Jawa Pos

Budayakan Literasi dengan Re-Write

Tahun ini, siswa SD Islam Raudlatul Jannah dan SMPN 4 Sidoarjo meraih juara I lomba jurnalisti­k dalam Gerakan Budaya Literasi (DBL) menuju Sidoarjo Gemar Membaca dan Menulis. Hal itu tidak terlepas dari program literasi dan jurnalisti­k yang rutin diadakan

-

PADA final event yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo serta

Jawa Pos Kamis (16/11) itu, terdapat lima sekolah tingkat SD dan SMP yang bertarung untuk merebut gelar juara. Tim dari SD Islam Raudlatul Jannah, Waru, dengan personel Kania Rizky Wahyu, Haura Nazhufah, dan Cahyani Rahmasari berhasil menyabet juara I tingkat SD.

Saat itu, mereka membuat tulisan tentang pentingnya kantin sehat di sekolah. ’’Kami tulis lengkap, kantin sehat di sekolah kami itu seperti apa,’’ ujar Kania.

Keterampil­an menulis para siswa tersebut diperoleh saat mengikuti ekstrakuri­kuler (ekskul) jurnalisti­k serta kegiatan literasi di sekolah. ’’Belajar di ekskulnya rutin, ada jadwalnya,’’ lanjut Kania.

Jadwal dan materi yang diajarkan disesuaika­n dengan jenjang kelas. Siswa kelas III mendapat materi tentang penulisan cerita pendek. Siswa kelas IV diajari tentang cara membuat artikel untuk bahan pembuatan buletin. Sementara itu, siswa kelas V dan VI mulai mempelajar­i pembuatan dan penerbitan buletin. ’’Itu untuk siswa yang ikut ekskul jurnalisti­k saja,’’ kata Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SD Islam Raudlatul Jannah Titin.

Untuk seluruh siswa, sekolah memiliki program re-write. Yakni, kependekan dari reading and writing. Selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai, siswa diajak membaca dan menulis. Materinya berbeda untuk setiap jenjang. Guru membacakan cerita untuk siswa kelas I dan II. Lalu, siswa diminta menuliskan kembali cerita tersebut. ’’Ceritanya biasanya tentang adab dan sopan santun. Misalnya, adab jangan marah,’’ jelas Titin.

Siswa kelas III dan IV diajak membaca dan menulis tentang kisah nabi dan rasul. Sementara itu, murid kelas V dan VI diajak membaca dan menulis terkait sahabat rasul. ’’Tema bacaannya memang sudah ditentukan,’’ imbuh perempuan kelahiran Surabaya, 30 September 1981, itu.

Setiap kali re-write berlangsun­g, ada dua kelas yang tidak mengikuti kegiatan tersebut. Sebagai gantinya, dua kelas itu diajak ke perpustaka­an. Kegiatan yang dilangsung­kan di perpustaka­an tak jauh berbeda. Namun, yang dibaca adalah buku umum yang sudah diseleksi guru. ’’Bukan bacaan horor atau bacaan dewasa,’’ ucap ibu tiga anak tersebut. Program itu dibuat pada 2007.

Sekolah tersebut juga memiliki program peduli literasi. Yakni, kunjungan ke sekolah lain yang koleksi bukunya dirasa masih minim. Selain memberikan bantuan buku, siswa SD Islam Raudlatul Jannah bercerita tentang pengalaman literasiny­a. Dengan begitu, siswa di sekolah lain tertular untuk gemar membaca dan menulis. ’’Berlangsun­g sejak Maret 2017. Sejauh ini, sudah ke lima sekolah,’’ ungkap Titin.

Setiap tahun, digelar acara Raudlatul Jannah Menulis. Dalam sehari, diadakan kompetisi menulis bagi para siswa. Untuk setiap jenjang, temanya berbeda. Agar siswa lebih termotivas­i, didatangka­n pemateri dari luar sekolah untuk memberikan pelatihan penulisan. Karya terbaik dari kompetisi tersebut akan disatukan untuk diterbitka­n dalam bentuk buku. ’’Sejauh ini, terbit lima buku karangan siswa sejak 2011,’’ tutur Titin. (uzi/c18/ai)

 ??  ?? SUKA MEMBACA: Dari kiri, Kania Rizky Wahyu, Haura Nazhifah, dan Cahyani Rahmasari membaca buku di perpustaka­an SD Islam Raudlatul Jannah. ZAIM ARMIES/JAWA POS
SUKA MEMBACA: Dari kiri, Kania Rizky Wahyu, Haura Nazhifah, dan Cahyani Rahmasari membaca buku di perpustaka­an SD Islam Raudlatul Jannah. ZAIM ARMIES/JAWA POS
 ??  ?? AKTIF LITERASI: Etik Indriyana (tengah) membimbing murid SMPN 4 Sidoarjo menata letak buletin kemarin. ZAIM ARMIES/JAWA POS
AKTIF LITERASI: Etik Indriyana (tengah) membimbing murid SMPN 4 Sidoarjo menata letak buletin kemarin. ZAIM ARMIES/JAWA POS
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia