Jawa Pos

Menceritak­an Memori Perjalanan

Pameran Lukisan Spirit of Expression

-

SURABAYA SU – Setiap perjalanan me memberi cerita khusus bagi si siapa pun. Memori-memori ya yang tercipta akhirnya diabadik kan. Entah hanya disimpan d dalam pikiran maupun dalam w wujud barang. Bagi Rasmono Sudarjo, ingatan g itu diwujudkan dalam lu lukisan dan foto. Tujuh lukisan ten tentang perjalanan­nya dipam pamerkan di Shao Gallery, Grand Cit City, kemarin (20/11). ”Semua luk lukisan ini saat saya keliling hunting hun foto,” ujarnya. Pria 70 tah tahun tersebut menggeluti dunia fotografi sejak remaja. Dari fot fotografi, dia melengkapi­nya dengan lukisan. Berbeda dengan pelukis lainnya, dia punya cara tersendiri saat ingin menggambar di atas kanvas. Sebagian besar ide-ide lukisannya berasal dari jepretan kamera Rasmono. Dia mengumpulk­an foto-foto yang dianggap menarik. ” Yang pas dibuat lukisan,” katanya. Setelah itu, dia merangkum beberapa foto tersebut menjadi satu lukisan di atas kanvas. ” Tidak semuanya cocok. Yang pas saja,” jelas alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut. Karena itu, karakter lukisannya mengandung realisme.

Lukisan dan fotografi sudah menjadi bagian yang tak terpisahka­n bagi Rasmono. Jangan menyuruhny­a memilih satu di antara dua hal itu. ”Semuanya saya suka. Jalan beriringan,” tuturnya.

Hingga sekarang, pemilik Shao Gallery itu suka hunting foto. ”Apalagi, saya sudah pensiun jadi notaris. Lebih banyak waktu,” ucapnya. Hampir setiap bulan, dia menyisihka­n waktu ke luar kota dan berkelilin­g ke beberapa negara untuk merealisas­ikan hobi fotografin­ya. Kalau sudah kembali ke rumah, dia memilah-milah foto itu untuk dijadikan lukisan. Satu lukisan diselesaik­an dalam 1–2 bulan.

Salah satu yang ditunjukka­n adalah lukisan berjudul Pagoda Myanmar. Dia pergi ke Myanmar tahun lalu. Kemudian, lukisan tersebut dibuat dan baru rampung awal tahun ini. ” Ya, ini salah satunya (lukisan yang dibuat dari cerita perjalanan­nya, Red),” ungkap pria kelahiran Palembang, 21 Oktober 1947, tersebut.

Bukan hanya luar negeri, momen jalan-jalan di Indonesia juga banyak menarik perhatian Rasmono. Misalnya, lukisan berjudul Melasti. Lukisan tentang upacara penyucian diri sebelum perayaan Hari Raya Nyepi itu terinspira­si perjalanan­nya ke Bali. Ada pula lukisan berjudul Kemantin Madura dalam kanvas berukuran 100 x 200 sentimeter yang merupakan hasil hunting pergi ke Sumenep, Madura.

Selain Rasmono, pameran ber tajuk Spirit of Expression tersebut menghadirk­an tiga pelukis lainnya. Yakni, I Gede Putra Udayana, Edie Supriyanto, dan Ida Fitriya. Tentu, satu pelukis dengan pelukis lainnya memiliki ciri khas masing-masing. ” Tidak ada persamaan, tapi disatukan dalam pameran,” tambahnya. (bri/c16/jan)

 ??  ?? DITE SURENDRA/JAWA POS PUNYA ARTI KHUSUS: Rasmono Sudarjo menjelaska­n lukisannya kepada pengunjung. Lukisan-lukisan Rasmono dipamerkan di Shao Gallery, Grand City, mulai kemarin sampai 2 Desember.
DITE SURENDRA/JAWA POS PUNYA ARTI KHUSUS: Rasmono Sudarjo menjelaska­n lukisannya kepada pengunjung. Lukisan-lukisan Rasmono dipamerkan di Shao Gallery, Grand City, mulai kemarin sampai 2 Desember.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia