Bentuk Postur lewat Belly Dance
SURABAYA – Suara gemerincing terdengar rancak di KAF Clinic. Nadanya mengikuti lagulagu berirama Timur Tengah. Makin lama, makin keras. Penaripenari belly dance pun kian semangat beraksi.
Mereka mengenakan kostum lengkap. Warna-warni sesuai dengan favorit masing-masing. Satu lagu dirasa kurang, langsung dilanjutkan lagu berikutnya. Iramanya semakin rancak. Gerakannya pun semakin cepat.
Anita Ratna Damayanti sebagai instruktur belly dance mengarahkan di depan barisan. Dia memakai kostum kuning. Sabuk lonceng melingkar di pinggangnya. ”Lonceng ini ciri khas belly dance,” jelasnya.
Sekilas, gerakan belly dance mirip dengan tarian. Namun, lanjut Anita, belly dance memiliki pakem gerakan sendiri. ”Ini berbeda ya sama goyang pada umumnya,” paparnya. Karena itu, pemainnya harus benarbenar fokus. Dengan begitu, mereka dapat mengikuti gerakan dengan baik. Hasil yang didapat juga lebih maksimal.
Anita mencontohkan beberapa gerakan yang dimaksud. Gerakan utamanya terdiri atas dua jenis. Yakni, gerakan pinggang ke bawah dan pinggang ke atas. Saat menggerakkan bagian pinggang ke atas, daerah bawah harus diam. Begitu juga sebaliknya. Saat menggerakkan tubuh bagian atas, bagian bawah harus diam. Itu sering menjadi kendala bagi pemula.
Komunitas penyuka belly dance itu tidak hanya berlatih, tapi juga sharing tentang perawatan tubuh. ”Harus seimbang, cantik dari dalam dan dari luar,” ungkap dr Martha Lia Fioren. Dia meng- ikuti belly dance sejak lama. Banyak manfaat positif yang didapat. ”Membentuk postur tubuh. Pikiran juga lebih rileks,” ungkap dokter 35 tahun itu.
Dia melanjutkan, belly dance juga cocok untuk ibu hamil. Mereka biasanya berlatih untuk melancarkan persalinan. Latihan dapat dilakukan rutin mulai trimester pertama hingga waktu mendekati persalinan. ” Belly dance memang banyak diikuti perempuan. Tapi, laki-laki juga bisa kok,” kata Martha. (bri/c6/jan)