Dishub Siapkan JPO
SURABAYA – Pelaksana proyek
barat bekerja cepat. Sisa satu persil lahan yang baru diratakan Senin (20/11) langsung digarap. Kemarin (21/11) pelaksana proyek tampak sedang menguras air dengan menggunakan ekskavator. Pelaksana proyek menargetkan, pengerjaan itu selesai dalam dua pekan.
Dinas pekerjaan umum, bina marga, dan pematusan memperkirakan, pengerjaan fisik untuk sisa lahan frontage road Dolog membutuhkan waktu tiga minggu
Panjang jalan yang masih harus diselesaikan sekitar 30 meter dengan lebar 24 meter. Itu termasuk jalur pedestrian selebar 4 meter. Kontraktornya sudah menyanggupi tahun ini selesai.
Semua pengguna jalan berharap pengerjaan di titik tersebut segera tuntas. Maklum, selama ini sumbatan di sana merupakan pemicu kemacetan di bundaran Dolog.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Irvan Wahyudrajat yakin setelah pengerjaan tuntas, lalu lintas bisa normal. ’’ Tidak ada lagi hambatan atau penyempitan lajur jalan,’’ katanya.
Selain itu, ada rencana lain yang dipersiapkan dishub. Salah satunya, menempatkan jembatan penyeberangan orang (JPO) mulai depan dinas kesehatan hingga melewati frontage road sisi timur. Awalnya, pendirian jembatan dijadwalkan tahun ini. Izin dari Ditjen Perkeretaapian sudah turun. Tetapi, pemkot tak kunjung merealisasikan. Bisa jadi, pemkot menunggu penyelesaian proyek tersebut. ’’Selagi masih ada hambatan, proyek lain diundur dahulu,’’ kata Kabid Lalu Lintas Dishub Robben Rico.
Penataan jalur angkutan umum juga dilakukan. Selama ini angkutan umum masih melewati jalur utama Jalan Ahmad Yani. Nanti jalur mereka diubah. Angkutan dilewatkan frontage road barat.
Kabid Angkutan Dishub Tundjung Iswandaru mengatakan, penumpang yang akan menyetop angkutan umum harus berada di jalur pedestrian frontage road barat. Karena itu, angkutan diarahkan ke jalur yang lebih dekat dengan calon penumpang.
Program lain yang bakal diterapkan di jalur tersebut adalah trunk. Awalnya transportasi masal itu ditempatkan di MERR II-C. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya diubah di frontage road barat. ’’Tapi, kepastiannya masih menunggu setelah armada tiba,’’ ucap Tundjung.
Direktur Utama PT Rudy Jaya Ibnu Gofur mengatakan sangat lega ketika satu persil bangunan tersebut dibongkar. Sebab, bangunan itu menjadi penghambat proyek frontage road. Akibatnya, proyek yang dibangun sejak tahun lalu tersebut molor. ”Seharusnya sudah selesai sejak bulan lalu. Satu bulan kami menunggu,” katanya.
Kini, setelah pemkot berhasil membebaskan persil itu, giliran PT Rudy Jaya bekerja keras. Pengerjaan fisik dimulai dengan penggalian lahan seluas 158 meter persegi itu. Alat berat ekskavator untuk pengerukan tanah pun terus bekerja. Begitu juga alat berat roller yang akan digunakan untuk pemadatan. ”Penggalian tanah dilakukan sampai elevasi yang ditentukan,” katanya.
Kemarin sudah ada enam dump truck yang disiapkan. Kemudian, tanah dipadatkan dan diberi agregat kelas B. Lalu, dilakukan tes kepadatan tanah dan diuruk lagi hingga agregat kelas A.
Ibnu menuturkan, pemadatan tanah tersebut dilakukan dengan sangat teliti agar jalan yang dibangun berkualitas baik. Meski molor, pihaknya berupaya mengerjakan jalan tersebut secepatnya.
Meski dikebut, lanjut dia, pengerjaan tetap tidak boleh ceroboh. Seluruh pekerjaan fisik tetap disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Saat ini pekerja yang diturunkan tidak cukup banyak. Tapi cukup untuk menyelesaikan sisa jalan frontage tersebut. (ayu/riq/c7/git)