Akhirnya, Diktator 3 Dekade Itu Tumbang
HARARE – Sang buaya, Emmerson Mnangagwa, akhirnya muncul ke permukaan. Setelah keberadaannya sempat tidak diketahui setelah dipecat Presiden Zimbabwe Robert Mugabe awal bulan lalu, kemarin (22/11) sekitar pukul 18.00 waktu setempat dia dijadwalkan mendarat di Pangkalan Udara Manyame, Harare, Zimbabwe. Mnangagwa tidak hanya pulang dari pelarian. Dia juga datang sebagai pengganti Mugabe yang akhirnya bersedia mengundurkan diri.
Pemecatan pria 75 tahun itulah yang memicu kisruh politik di Zimbabwe. Mnangagwa dijuluki buaya karena insting politiknya tajam. Dia menunggu dengan sabar, lalu menyerang dengan cepat. Tampaknya, tekanan terhadap Mugabe untuk segera mundur merupakan salah satu bukti ketajaman strategi politik Mnangagwa. Rencananya, Mnangagwa dilantik sebagai orang nomor satu di negara bekas koloni Inggris tersebut besok.
Namun, banyak pihak yang menilai bahwa Zimbabwe tidak akan banyak berubah di bawah kepemimpinan Mnangagwa. Dia dianggap sama kejinya dengan Mugabe dan terseret dalam beberapa pelanggaran HAM.
”Masa lalu yang gelap itu tidak bakal menghilang begitu saja. Mereka akan mengikutinya seperti segumpal permen karet yang menempel di sepatunya,” ujar Piers Pigou, konsultan senior International Crisis Group untuk wilayah Afrika.
Mugabe mengirimkan surat pernyataan peng- unduran dirinya pada Selasa (21/11) kepada parlemen. Surat itu dikirim ketika parlemen memulai pemakzulan Mugabe. ”Saya memutuskan mundur secara sukarela dan didasarkan kekhawatiran saya atas kemakmuran rakyat Zimbabwe dan keinginan untuk memastikan transfer kekuasaan yang damai dan tanpa kerusuhan,” tulis Mugabe dalam penggalan surat pengunduran dirinya.
Setelah pengunduran diri tersebut diumumkan, banyak warga yang menari di jalan, membunyikan klakson mobil, dan menunjukkan berbagai luapan kegembiraan lainnya. Beberapa penduduk menjuluki hari mundurnya Mugabe sebagai Hari Kemerdekaan. (Reuters/Al Jazeera/CNN/sha/c14/any)