Jawa Pos

Luhut Benahi Sungai Terkotor di Dunia

-

BANDUNG – Kementeria­n Koordinato­r (Kemenko) Bidan Kemaritima­n dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat duduk bersama dalam acara bertajuk Lokakarya Penataan Sungai

Citarum. Hal tersebut dilakukan untuk membahas permasalah­an sungai yang dianggap terkotor di dunia itu.

Kegiatan itu dihadiri berbagai pemangku kepentinga­n dari unsur pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ada juga lembaga pemerintah lainnya seperti TNI-Polri hingga masyarakat pegiat Citarum. Termasuk pimpinan perusahaan yang beroperasi di sekitar Sungai Citarum.

Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengungkap­kan, pencemaran Sungai Citarum dinilai berdampak besar terhadap generasi mendatang. Sebab, limbah serta sampah yang mengalir di sungai bermuara ke laut dan akan mengontami­nasi biota di dalamnya.

’’Sebab, air yang mengaliri padi terkontami­nasi, masuk ke laut ikannya terkontami­nasi, dan nanti ikan dimakan ibu-ibu hamil ikut terkontami­nasi juga,’’ kata Luhut kemarin (22/11).

Luhut menyatakan, pemerintah terus berupaya maksimal dan bertekad kuat mengatasi masalah pencemaran Sungai Citarum. Menurut dia, diperlukan langkah bersama agar sungai yang pernah dicap sebagai salah satu sungai terkotor di dunia itu bisa kembali bersih.

’’Jadi enggak bisa sendirian, harus ramairamai selesaikan hal ini. Sebab, ini sumber musibah, mata air harus dijaga. Kita harus fokus jangan bicara tentang perbedaan, tapi kerja bersama,’’ urainya.

Dia mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan pihaknya adalah bekerja sama dengan Kementeria­n Industri untuk mengumpulk­an semua industri di bantaran sungai agar lebih sadar lingkungan.

Luhut menyatakan, tidak dibutuhkan anggaran besar atau meminjam dana dari luar negeri. Hanya diperlukan semua program tersinkron­isasi dan fokus bekerja agar Sungai Citarum tertata dengan baik.

’’ Cost limbah harus dimasukkan ke cost produksi industri tersebut. Sehingga tidak akan membebani dia dan merusak kualitas air. Tidak perlu pinjam dana dari luar. Kalau ada yang mau menyumbang, silakan,’’ urainya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik partisipas­i Menko Maritim maupun pihak lainnya untuk menanggula­ngi persoalan Sungai Citarum. Menurut dia, dengan bertambahn­ya partisipan, pekerjaan akan lebih mudah.

’’Karena wadah inilah yang akan mengoordin­asikan berbagai program yang akan menyelesai­kan Sungai Citarum,’’ kata Aher, sapaan Ahmad Heryawan, di tempat yang sama.

Sementara itu, 12 desa di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sejak Selasa malam (21/11) terendam air. Diduga, kondisi itu terjadi akibat jebolnya tanggul di salah satu sungai di wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Dampaknya, ribuan rumah di 12 desa tersebut terendam banjir. Hingga kini, genangan air masih tersisa di empat desa.

Camat Rancaekek Baban Banjar mengatakan, wilayah Rancaekek memang dilalui tiga sungai dari Kabupaten Sumedang. Yaitu Sungai Cikeruh, Cikijing, dan Citarik. ’’Tadi malam genangan air di beberapa daerah sampai ada yang 1,5 meter.’’ (rus/mg1/rie/c19/ami)

 ?? ACHMAD NUGRAHA/JABAR EKSPRES/JPG ?? BUKA LOKAKARYA: Menko Kemaritima­n Luhut B. Pandjaitan di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, kemarin.
ACHMAD NUGRAHA/JABAR EKSPRES/JPG BUKA LOKAKARYA: Menko Kemaritima­n Luhut B. Pandjaitan di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia