Jawa Pos

Kredit Konsumsi Bisa Tertahan

Kartu Kredit dan KTA Stagnan

-

JAKARTA – Pertumbuha­n kredit konsumsi mulai membaik tahun ini. Pada kuartal ketiga 2017, kredit konsumsi tumbuh 10,06 persen secara year-on-year (yoy). Angka tersebut lebih baik daripada capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar 7,96 persen. Sementara itu, pada kuartal pertama dan kedua, kredit konsumsi berturut-turut tumbuh 9,11 persen dan 11,43 persen.

Namun, pertumbuha­n tersebut masih dapat tertahan lantaran konsumsi yang stagnan, bahkan cenderung menurun. Pada kuartal ketiga lalu, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,93 persen (yoy). Figur data itu lebih rendah daripada pertumbuha­n konsumsi pada kuartal ketiga 2016 yang sebesar 5,01 persen.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah menyatakan, perekonomi­an saat ini mulai tumbuh, tapi belum signifikan. Menurut dia, konsumsi akan didorong penurunan suku bunga perbankan. Selain itu, normalisas­i belanja di Tiongkok bakal berpengaru­h positif terhadap kinerja ekspor Indonesia. ”Jadi, dua hal itulah yang harus kita perhatikan,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Segmen yang akan mendongkra­k kredit konsumsi, antara lain, per mintaan kendaraan bermotor mulai tumbuh. ”Jadi dari sisi KKB (kredit kendaraan bermotor, Red) masih bisa menolong,” katanya.

Namun, dia melihat penurunan suku bunga kredit melambat meski Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR). Perlambata­n penurunan itu terutama terjadi pada bankbank besar seperti bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dan BUKU III. Sementara itu, BUKU I dan BUKU II atau bank kecil justru masih menahan penurunan suku bunga simpanan untuk menjaga likuiditas­nya.

Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anggoro Eko Cahyo menyampaik­an, kredit konsumsi saat ini lebih banyak ditopang kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara itu, kartu kredit belum begitu tumbuh meski beberapa peak season seperti musim liburan sekolah dan libur Idul Fitri sudah terlewati. Hal tersebut membuat perbankan tidak ber- harap banyak pada capaian bisnis kartu kredit pada akhir tahun ini. ”KTA (kredit tanpa agunan) dari bank saat ini juga bersaing dengan kehadiran perusahaan financial technology (fintech). Jadi, kalau bisa, bank mengganden­g fintech selama masih bisa berkolabor­asi,” tuturnya.

Menurut dia, kemudahan masyarakat mendapatka­n kredit lewat fintech bisa mendorong pertumbuha­n konsumsi dengan lebih baik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap­kan, masalah daya beli menjadi perhatian pemerintah saat ini. Dia yakin ada pergeseran ke transaksi online yang belum terdata sehingga memengaruh­i pertumbuha­n konsumsi. (rin/c16/sof)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia