Jawa Pos

Warga Dua Desa Tolak Penambanga­n Pasir

-

KEDIRI – Warga dua desa menolak rencana penambanga­n pasir oleh PT Empat Pilar Anugerah Sejahtera (EPAS). Mereka merasa khawatir penambanga­n pasir di aliran sungai Sirinjing itu bakal berdampak buruk terhadap lingkungan. Misalnya, debit sumber air berkurang.

Mereka yang menolak adalah warga dua desa yang mengapit lokasi yang bakal ditambang. Yaitu, warga Desa Puncu dan Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Penolakan itu tanpa ragu diutarakan warga saat mengikuti sosialisas­i yang dilakukan PT EPAS di balai kecamatan Puncu kemarin (22/11). ’’Saya khawatir debit lak air (sumber air, Red) berkurang,’’ ucap Subagyo, 67, warga Satak, saat mengeluark­an unek-unek dalam acara sosialisas­i kemarin.

Ratusan warga datang dalam sosialisas­i itu. Selain warga dan PT EPAS, juga hadir wakil dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Yudi Iswanto dan perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Sedangkan warga yang hadir adalah warga dan juga penambang pasir manual asal dua desa tersebut.

Bukan hanya Subagyo yang memprotes rencana beroperasi­nya perusahaan tambang dengan alatalat berat itu. Warga yang lain pun mengungkap­kan keberatan atas rencana tersebut.

Bukan hanya warga, penolakan serupa juga disampaika­n para penambang pasir tradisiona­l yang beroperasi selama ini. Mereka takut mata pencaharia­nnya hilang.

Seperti yang diungkapka­n Yono, 55, warga Satak. Dia meminta dengan tegas agar penambanga­n dengan menggunaka­n mesin tidak dilakukan di Sungai Sirinjing.

Dia takut pengerukan pasir dengan menggunaka­n mesin bisa membunuh mata pencaharia­n. (zl/fud/c4/diq)

– Upaya intervensi terus dilakukan pemkab kepada rekanan proyek tol Solo–Ngawi–Kertosono. Itu dilakukan agar PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) selaku pemegang konsesi tol sudi memperbaik­i kerusakan jalan kabupaten. Tidak ketinggala­n yang terus dikejar PT Waskita Karya (persero) selaku kontraktor pelaksana.

’’Saya terjun untuk mengecek langsung tingkat kerusakan dan pihak mana yang bertanggun­g jawab,’’ ucap Sekda Ngawi M. Sodiq Triwidiyan­to kepada Jawa

kemarin. Sodiq mengecek tiga titik pembanguna­n tol dan sejumlah ruas jalan rusak. Di antaranya, di Widodaren, Gendingan, Gemarang, dan di Jalan Siliwangi.

Pengecekan itu dilakukan secara spontan. Itu menindakla­njuti pertemuan pemkab yang sebelumnya mengundang perwakilan PT SNJ, PT NKJ, dan PT Waskita Karya. Namun, pihak PT NKJ tidak mau datang.

Dalam sidak setelah apel pagi kemarin, hanya perwakilan pejabat dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPU-PR) serta bagian humas dan protokol yang ikut dalam kegiatan tersebut. Ada tiga kendaraan yang dibawa rombongan sekitar 10 orang itu.

Rombongan yang dipimping langsung oleh Sekda itu menyasar tol Widodaren sebagai lokasi pertama. Mereka ditemui Suparlan, perwakilan PT Waskita Karya, yang ikut mendamping­i sidak tersebut.

Begitu sampai di Mantingan dan menuju titik tol, ruas jalan bergelomba­ng dan berlubang. Bahkan, di titik tersebut ditemukan papan protes warga yang ter-

 ??  ?? Pos Radar Ngawi
Pos Radar Ngawi

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia