Diobral jika Absen di Liga Champions
DERETAN amunisi bernilai mahal yang didatangkan pada bursa transfer musim panas lalu tidak hanya menyulitkan AC Milan untuk membuat skuad yang solid. Lebih jauh, tim berjuluk Rossoneri itu juga terancam sanksi karena ada indikasi melanggar financial fair play (FFP). Sebab, total belanja Milan yang mencapai lebih dari EUR 200 juta (Rp 3,17 triliun) tidak berbanding lurus dengan pemasukan dan modal tim.
Dampak yang lain, status kepemilikan Milan bisa kembali berpindah. Wartawan Forbes Mike Ozanian yang meneliti perpindahan kepemilikan dari Silvio Berlusconi ke Yonghong Li memprediksi, tidak lama lagi Milan bisa berpindah tangan ke pemilik baru. Perpindahan tersebut bisa terjadi jika Milan absen di Liga Champions musim depan.
’’Jangan kaget bila Milan akan dijual pemilik baru dengan harga lebih murah daripada saat Li mengakuisisi mereka,’’ tulis Ozanian sebagaimana dikutip Football
’’Pertimbangan lain yang mungkin lebih penting adalah di mana otoritas sepak bola saat Li menandatangani berkas untuk membeli tim?’’ sambung dia.
Bukan hanya faktor teknis yang membuat Milan terancam diobral. Sosok Li yang berstatus pemilik dicurigai tidak seperti yang banyak ditulis media. Imbasnya, banyak media yang melakukan investigasi mengenai status dia. Beberapa media tersebut, antara lain, New York Times, Marca, dan Forbes.
Li dicurigai karena dia meminjam dana EUR 300 juta (sekitar Rp 4,76 triliun) kepada Elliott Management. Dari dana tersebut, EUR 180 juta (sekitar Rp 2,85 triliun) digunakan untuk membantu penyelesaian pembelian Milan. Sedangkan EUR 120 juta (sekitar Rp 1,9 triliun) dipakai untuk menambah bujet transfer pemain Milan.
Masalahnya, tenggat dari pinjaman tersebut adalah Oktober 2018. ’’Sangat mungkin Milan akan absen di Liga Champions musim depan. Padahal, berpartisipasi di sana sangat menguntungkan secara finansial,’’ jelasnya. (io/c4/bas)