Jawa Pos

Libatkan Residivis yang Naik Kelas

Polisi kini sibuk mengejar para penjahat pecah kaca. Peristiwa kejahatan itu tersebar di mana-mana. Hingga kini, banyak pelaku yang belum tertangkap.

-

MARAKNYA pencurian bermodus pecah kaca di metropolis membuat pekerjaan rumah polisi bertambah. Setelah mengobok-obok area Surabaya Timur, kini para pelaku bergeser ke area Surabaya Barat. Sedikitnya ada empat lokasi yang disasar para bandit tersebut.

Aksi teranyar terjadi pada Selasa (21/11) sekitar pukul 15.00 di Masjid Baitul Muslimin, Babatan, Wiyung. Pelaku menggasak uang Rp 100 juta milik Mohammad Dillip, warga Kletek, Taman.

Saat itu korban baru saja selesai salat Asar dan berencana membeli bensin eceran di seberang masjid. Tapi, saat akan masuk mobil, dia terperanga­h. Kaca pintu depan bagian kiri Toyota Avanza miliknya hancur. Uang yang baru dia diambil dari bank tersebut raib. ’’Uang buat anak yatim. Dia mau infak di panti asuhan,’’ ujar Kaniteskri­m Polsek Wiyung AKP Sugimin. Polisi pun berfokus menyelidik­i kasus itu.

Sebelum kejadian tersebut, Jawa Pos mencatat ada tiga kejadian serupa di kawasan Wiyung dan Sukomanung­gal. Rata-rata mereka menyasar mobil berkaca cenderung kurang gelap. Tiga mobil korban yang disasar adalah Toyota Sienta, Toyota Fortuner, dan Nissan Juke. Barang yang hilang juga selalu tas. Isinya bermacam-macam. Mulai dokumen, handphone, hingga sejumlah uang.

Modus pecah kaca merupakan jejak komplotan spesialis. Mereka mencari mangsa dengan berkelompo­k. Rata-rata terdiri atas dua orang. Namun, ada juga yang berkelompo­k hingga lima orang.

Mereka biasanya berkelilin­g mencari mangsa. Mengincar sejumlah tempat yang tidak dijaga sekuriti atau polisi. Mulai parkiran mobil di pinggir jalan, parkiran swalayan, hingga parkir dalam ruangan.

Pola pergerakan kelompok itu terbaca sejak pertengaha­n tahun ini. Awalnya, mereka menyasar sejumlah lokasi di area tengah dan timur Kota Pahlawan.

Sumber lain koran ini di internal kepolisian menyatakan, para pelaku diduga para residivis. Biasanya mereka mengawali ’’karir’’ sebagai pelaku curanmor yang bersenjata kunci T. Setelah tertangkap dan keluar dari penjara, level mereka naik. Yakni, membidik mobil yang di dalamnya menyimpan barang berharga. Mulanya mereka membobol pintu mobil dengan menggunaka­n kawat kecil. Setelah berhasil membuka pintu mobil, mereka langsung beraksi mengambil sejumlah barang berharga. Namun, seiring waktu, mereka akhirnya memilih jalan pintas. Yakni, menggunaka­n modus pecah kaca.

Proses eksekusiny­a cuma butuh waktu 10–15 detik. Jauh berbeda dari level mereka yang sebelumnya. Apalagi, barang rampasan yang mereka dapat juga cenderung lebih bernilai. (mir/c22/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia