Produksi Seribu Telur Asin Setiap Hari
SIDOARJO – Berkat ketekunan dan keuletan, usaha Siti Musdhalifah terus berkembang. Hampir 22 tahun, usaha telur asin di Dusun Wagir, Desa Kwangsan, Sedati, semakin dikenal luas. Omzetnya per bulan cukup besar. ’’Ini masir, gede lagi. Sip,” ujar Musdhalifah sembari memindahkan beberapa telur dari bak pengasinan ke sebuah tempat.
Di kediaman sekaligus rumah produksinya, Musdhalifah melakoni bisnis tersebut. Bersama sang suami, Muhammad Khodim, Musdhalifah mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pembuatan telur asin. Tak hanya membuat olahan telur, pasangan itu juga beternak 800 bebek di depan rumahnya.
Bisnis tersebut sudah turun ke generasi kedua. Peternakan sampai pengolahan telur asin dilakukan secara mandiri. Mereka juga memberdayakan warga sekitar untuk membantu UMKM yang dirintis sejak 1995 itu. ’’Tiga orang bantu di pembuatan telur asin. Satu bagian mencuci telur, satu mengukus, dan satu lagi merendam,” kata perempuan 48 tahun tersebut.
Dia bersyukur bisa bermanfaat bagi beberapa tetangganya. Tidak ada usaha yang sukses dengan cara instan. Demikian pula yang dilakoni Musdhalifah. ’’Dulu cuma bikin 200 telur asin per hari. Sekarang sampai seribu rata-rata,” ungkapnya.
Selain untuk pelanggan, Musdhalifah mengirim telur asinnya ke 200 warung kopi di wilayah Sidoarjo dan Surabaya. Dia memutar sendiri dagangannya dengan sepeda motor rengkek miliknya. Kawasan Kecamatan Waru dan Sedati menjadi pangsa pasarnya. Selain itu, Gununganyar, Kedungbaruk, dan Rungkut Surabaya. ’’Kendalanya hanya cuaca panas. Bikin busuk. Kalau sekarang adem, insya Allah aman,” jelas Khodim. (via/c20/hud)