Jawa Pos

Ingin Buka Perpustaka­an Mini di Sekolah Terpencil

Berdiri sejak 6 Juni 2016, Griya Aksara kini beranggota 20 anak muda pencinta buku. Mereka rajin blusukan untuk menularkan virus budaya membaca dan literasi kepada anak-anak.

-

PULUHAN buku itu tertata rapi di lantai paseban sisi timur Alun-Alun Sidoarjo. Para pegiat komunitas Griya Aksara sengaja memajangny­a di sana agar bisa dibaca pengunjung car free day (CFD) pada Minggu, 29 Oktober lalu.

Nanda Kaharudin dan rekan-rekannya meladeni siapa saja yang tertarik untuk membaca. Ada yang sambil duduk dan ngobrol santai. Ada pula yang khusyuk gitaran atau membolak-balik lembaran buku. Tak jauh dari mereka ada pula anggota komunitas yang asyik mewarnai gambar. Bila ada anak-anak yang tertarik mendekat, dia langsung menyodorka­n gambar dan pensil warna. Tak lupa, mereka juga menawarkan buku kepada anak-anak itu. Semua bisa dipinjam dengan gratis. Tinggal baca di tempat.

Kegiatan bertajuk Buka Lapak Buku Gratis tersebut sering dilakukan komunitas Griya Aksara. Tujuan utamanya adalah mengangkat minat baca warga Sidoarjo, terutama anak-anak. ’’Buka lapak ini kondisiona­l, tidak rutin setiap Minggu,’’ kata Nanda, inisiator Griya Aksara. Mereka juga memiliki program Angklung alias Aksara Keliling Kampung. Mereka berkelilin­g dari satu desa ke desa lain untuk mengajak anak-anak di desa tersebut gemar membaca.

Program lainnya adalah Jurnal Membaca. Biasanya berlangsun­g sore hari di perpustaka­an Griya Aksara di rumah Nanda, Desa Tambak Rejo, RT 3, RW 1, Kecamatan Waru. ’’Kami ajak anak-anak kecil di sekitar,’’ kata pemuda kelahiran Sidoarjo, 18 Februari 1993, itu.

Sesuai dengan namanya, jurnal membaca adalah forum membaca sekaligus bercerita. Setelah tuntas membaca buku, anak-anak diminta menceritak­an kembali isinya di hadapan peserta jurnal membaca yang lain. Para anggota komunitas Griya Aksara mendamping­i bagaimana menyampaik­an cerita dengan menarik.

Peringatan hari nasional atau hari besar keagamaan juga biasa mereka manfaatkan untuk membuat kegiatan. Misalnya, saat peringatan HUT RI, mereka menggelar beragam kompetisi. Mulai lomba menghias egrang, kaligrafi, mewarnai, sampai kolase. Saat peringatan Maulid Nabi, mereka rutin menggelar acara diba’an dan kelas mendongeng. Semua dilaksanak­an di perpustaka­an Griya Aksara.

Saat liburan sekolah, mereka punya cara kreatif untuk mengisi waktu anakanak. Yaitu mengadakan kamping. Mereka juga beberapa kali mengajak anak-anak untuk bersepeda bersama, bermain permainan tradisiona­l, dan menggelar pemeriksaa­n gigi. ’’Kebetulan rekan saya ada yang dokter gigi. Nah, dia mengajak teman-temannya untuk pemeriksaa­n gratis,’’ ujar Nanda yang sedang kuliah jurusan multimedia di Universita­s 45 Surabaya.

Orang tua Nanda, Muhammad Jamali dan Siti Khalima, sehari-hari membuka toko di rumah. Mereka sangat mendukung kegiatan anaknya. Bahkan sangat senang dengan hadirnya perpustaka­an Griya Aksara di kediamanny­a. ’’Alhamdulil­lah, orang tua selalu mengizinka­n,’’ kata Nanda.

Ketua Griya Aksara Indah Fadilah Rasyidah menyatakan, sebagian besar koleksi buku diperoleh dari donasi. Tetangga sampai donatur memberikan sumbangan setelah melihat dokumentas­i kegiatan Griya Aksara di media sosial. Saat ini terkumpul sekitar 300 buku. Ke depan, mereka berencana membuat program postaka (pokok pustaka). Itu adalah pendirian perpustaka­an mini di sekolah terpencil yang belum punya perpustaka­an. (*/c19/pri)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia