Baru 20 Persen Yang Layak
GRESIK – Dibutuhkan waktu panjang agar persoalan banjir perkotaan di Gresik bisa teratasi. Penyebabnya, hingga saat ini kualitas mayoritas jaringan drainase belum layak. Hal itu tidak terlepas dari belum sebandingnya penanganan yang sudah dilakukan pemkab dengan jumlah jaringan drainase di seluruh wilayah kota yang perlu dibenahi.
Salah satu indikatornya adalah kondisi seluruh jaringan drainase saat ini. Berdasar data dinas pekerjaan umum tata ruang (DPUTR), di wilayah kota ada 39 sistem drainase berupa saluran dari hulu ke hilir. Di antara 39 itu, baru delapan jaringan yang proses perbaikannya sudah tuntas atau sekitar 20 persen dari total saluran. Misalnya, jaringan drainase Kalitutup Barat, Kali Towo, dan Banjaranyar 2.
Sementara itu, penanganan 31 sistem jaringan drainase lainnya belum tuntas. Contohnya, Kalitutup Timur, Roomo, dan Segoromadu.
Dinas PUTR penanganan yang dilakukan pemkab harus bertahap. ”Sejauh ini, memang baru delapan sistem yang sudah tertangani,” kata Sekretaris Dinas PUTR Ahmad Washil kemarin.
Dia menjelaskan, saat ini normalisasi jaringan yang dilakukan pemkab berdasar spot-spot. ”Terutama spot yang urgen karena berpotensi menimbulkan banjir di kawasan tersebut. Sehingga, normalisasi ini harus dilakukan bertahap,” kata Washil.
Meski dikerjakan rutin, program normalisasi jaringan drainase di wilayah kota masih membutuhkan waktu lama. Maklum, tidak banyak spot yang dibenahi setiap tahun. (ris/c6/dio)