Pembuktian Terakhir sebelum Menikah
Event serupa empat tahun lalu memberikan banyak pengalaman berharga. Dia yakin kali ini bisa mempersembahkan prestasi tertinggi. Medali emas, bukan cuma perak. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos Agas Putra Hartanto dengan ratu wushu Asia Tenggara tersebut.
Kabarnya, Asian Games 2018 bakal menjadi pertarungan terakhir. Mau ngapain setelah pensiun?
Iya benar. Usia 26 tahun (kelahiran Medan, 24 September 1991, Red) di dunia wushu itu sudah tidak muda lagi. Setelah menikah, mengabdi sama suami kali. He...he...
Anda menikmati fasilitas pelatnas saat ini?
Saya rasa masih sangat kurang. Kalau fasilitasnya lebih bagus dan perhatian pemerintah lebih baik, otomatis atletnya lebih semangat latihan. Kami butuh refresh dan suasana baru untuk berlatih sesuai standar.
Saat Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Anda meraih perak. Sekarang tentu sudah mempersiapkan diri agar mencapai prestasi maksimal.
Yang jelas targetnya emas. Harus lebih baik dari Asian Games 2014.
Semoga sukses dan bisa menda-patkan medali emas. Ngomong-ngomong, medali itu nanti dipersembahkan secara khusus untuk siapa? Mungkin calon suami?
Buat semua yang sudah support, ha... ha. Rasanya percuma kalau nggak dapat dukungan dari keluarga, pengurus, teman, pelatih, dan lingkungan sekitar. Harus ada motivasi dari lingkungan sekitar baru bisa menunjang performa seorang atlet. Jadi, emas nanti benar-benar untuk semua orang yang mendukung saya.
Di luar soal Asian Games, bagaimana Anda menilai proses regenerasi atlet wushu di tanah air?
Regenerasinya sudah lebih baik. Sistem promosi-degradasi berjalan semestinya. Bibit atlet muda juga sudah oke. Pengurus yang baru berganti ini juga bagus kinerjanya. Tinggal mereka ini (pengurus dan atlet muda, Red) proses menjalaninya seperti apa ke depan.