Produsen Biodiesel Sasar Pasar Non-PSO
Target Produksi 5 Juta Kiloliter
JAKARTA – Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) berupaya menggenjot produksi biodiesel pada tahun ini sebesar 5 juta kiloliter. Angka tersebut lebih tinggi daripada produksi tahun lalu, yakni sekitar 3,13 juta kiloliter (hingga November 2017).
Ketua Harian APROBI Paulus Tjakrawan mengatakan, kapasitas produksi produsen biodiesel di Indonesia sebenarnya bisa mencapai angka 12 juta kiloliter per tahun. ”Tetapi, kapasitas yang terpakai diperkirakan maksimal setiap tahun sebesar 4 juta kiloliter,” katanya saat diskusi dengan media kemarin (22/1).
Paulus menjelaskan, awalnya desain kapasitas sebesar itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sayang, sejak 2016, ekspor biodiesel Indonesia ke kawasan Eropa maupun Amerika Serikat harus terhenti lantaran tuduhan dumping dari dua kawasan tersebut.
Ekspor biodiesel Indonesia ke AS mencapai 400 ribu kiloliter. Adapun ekspor biodiesel ke Eropa bisa menembus angka 1,8 juta kiloliter pada 2014.
Tahun lalu realisasi ekspor biodiesel hanya mencapai 179 juta kiloliter. ”Kami terus mencari pasar baru seperti pasar domestik yang diharapkan terus meningkat,” jelasnya.
Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral(ESDM)menargetkan, tahun ini total serapan biodiesel untuk energi bisa mencapai 5,01 juta kiloliter. Tahun lalu serapan biodiesel hanya mampu terealisasi di angka 3,23 juta kiloliter.
Angka tersebut lebih rendah daripada target serapan pada 2017 sebanyak 4,20 juta kiloliter. Juga lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi serapan pada 2016 yang mencapai 3,65 juta kiloliter.
”Rendahnya penyerapan disebabkan belum berjalannya serapan untuk non-PSO (public service obligation, Red),” terang Paulus. Untuk tahun ini, pihaknya optimistis akan ada kenaikan permintaan dari sektor non-PSO seperti kereta api, alutsista, maupun pertambangan.
Untuk kereta api, sedang dilakukan uji coba untuk penggunaan biodiesel dalam jangka waktu delapan bulan ke depan.
Jika bisa berjalan, potensi dari kereta api dapat mencapai 200 ribu hingga 300 ribu kiloliter. Sementara itu, potensi penggunaan biodiesel dari sektor pertambangan bisa mencapai 1 juta kiloliter.