Jawa Pos

Pusing 45 Tahun Akhirnya Operasi

Aneurisma Otak Sering Ditandai Sakit Kepala

-

Pusing adalah keluhan yang umum dialami. Biasanya, dengan minum obat atau istirahat, gangguan tersebut akan hilang. Pusing kambuhan dan frekuensin­ya sering bisa jadi serius. Salah satunya aneurisma.

SAKIT kepala bukan hal baru buat Nurie Lukita Ningtyas, 55. Dia mengalamin­ya sejak kecil. ”Mulai SD sampai kuliah, sering banget pusing. Kebetulan, ibu saya juga sering seperti itu,” ujarnya.

Keluhan tersebut jelas mengganggu­nya ketika bekerja. Bahkan, dia nyaris setiap hari minum obat sakit kepala. ”Pokoknya, tiap pulang ngantor, saya istirahat. Besok enakan, tapi siang mulai pusing lagi, minum obat lagi, begitu terus,” imbuh mantan pegawai bank swasta tersebut.

Pada 2011, dia memeriksak­an diri. Kala itu, dokter yang menanganin­ya menyaranka­n untuk menjalani CT-scan. Suami Nurie, Didik Ilham, menerangka­n, saat itu, istrinya didiagnosi­s mengalami aneurisma otak di sisi kiri. Diameter aneurisman­ya mencapai 10 mm.

Sejak diagnosis itu, perempuan yang berulang tahun tiap 31 Desember tersebut rutin menjalani CT-scan dan MRI. Dia sudah mencari second opinion ke lima dokter. Semua menyaranka­n operasi. Nenek satu cucu tersebut mengaku sempat pasrah. Tekad untuk melakoni operasi baru dimiliki Nurie tahun lalu. ”Di Jawa Pos, ada artikel atasi aneurisma tanpa bedah kepala. Saat itu, saya langsung cari dokter yang menangani,” kata Didik.

Pada 15 Oktober 2017, Nurie menjalani operasi clipping untuk menangani aneurisman­ya. Berdasar scan terakhir, besar balon aneurisman­ya mencapai 19 mm dan masuk kategori besar. Bila dirunut ke belakang, Nurie sakit kepala selama 45 tahun. ”Alhamdulil­lah, operasi lancar. Pulihnya juga cepet. Sekarang nggak pernah pusing-pusing lagi,” ucap perempuan yang kini menjalani masa pensiun tersebut.

Kasus serupa Nurie bukan hanya satudua. Pusing merupakan keluhan yang paling sering dilaporkan. ”Sebanyak 50 persen pasien yang datang ke poli saraf mengeluhka­n nyeri kepala dalam setahun terakhir,” ungkap dr Yanna Saelan SpS dan dr Linardi Widjaja SpS(K). Menurut mereka, salah satu kondisi yang mulai lazim ditemui adalah aneurisma.

Aneurisma adalah munculnya tonjolan di pembuluh darah. Mirip balon dengan mata ikan, dinding pembuluh darah yang menonjol tersebut menjadi lebih tipis dan rentan pecah. ”Kasus ini

biasanya muncul di kelompok usia 40 tahun ke atas. Namun, tidak tertutup kemungkina­n, ada kasus penderita yang lebih muda,” papar dr Nur Setiawan Suroto SpBS(K)Vasc.

Iwan, sapaan akrab Nur Setiawan Suroto, menyatakan bahwa pola hidup yang tidak sehat bisa memicu aneurisma hadir lebih dini. Tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan metabolis lainnya dapat memengaruh­i kondisi pembuluh darah.

Spesialis bedah vaskular yang praktik di National Hospital itu menjelaska­n, aneurisma umumnya muncul di percabanga­n pembuluh darah. Salah satunya di otak. ”Ibaratnya, pembuluh darah kita ini seperti sungai. Kalau ada percabanga­n, aliran pasti menabrak. Tepiannya pasti perlahan terkikis dan akhirnya terisi air,” jelasnya. Nah, pada pengidap hipertensi maupun diabetes, pengikisan itu akan makin parah, lantas muncul tonjolan aneurisma.

Yanna menambahka­n, aneurisma sering ditemukan secara tidak sengaja. Banyak pasien yang baru sadar kondisi tersebut karena keluhan lain.

 ?? DOK SNEI ?? LEKAS PULIH: Dokter Nur Setiawan Suroto SpBS(K)Vasc (dua dari kiri) dan tim mengerjaka­n bedah noninvasif untuk menangani aneurisma.
DOK SNEI LEKAS PULIH: Dokter Nur Setiawan Suroto SpBS(K)Vasc (dua dari kiri) dan tim mengerjaka­n bedah noninvasif untuk menangani aneurisma.
 ?? DOK NURIE ?? BEBAS: Nurie Lukita Ningtyas dan suami, Didik Ilham. Nurie baru terbebas dari aneurisma dengan keluhan sakit kepala hingga puluhan tahun.
DOK NURIE BEBAS: Nurie Lukita Ningtyas dan suami, Didik Ilham. Nurie baru terbebas dari aneurisma dengan keluhan sakit kepala hingga puluhan tahun.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia