Tumbang lewat Gol Paling Lambat
LYON – Paris Saint-Germain (PSG) tak terlalu panik ketika Nabil Fekir membobol gawang Alphonse Areola saat laga baru berjalan dua menit. Padahal, itu adalah gol tercepat yang pernah bersarang ke gawang PSG sejak 2007. PSG yang tak diperkuat Neymar Jr karena cedera paha tetap tenang. Mereka akhirnya bisa menyamakan skor lewat tendangan voli Layvin Kurzawa, empat menit memasuki injury time babak pertama.
Nah, PSG akhirnya benar-benar tak bisa membalik keadaan di pengujung pertandingan. Sebab, tendangan bebas Memphis Depay pada menit ke-93 plus 29 detik tak mampu dibendung Areola. Tendangan dari jarak 25 meter itu memastikan Olympique Lyon menang 2-1 dari PSG. Gol telat Depay tersebut sekaligus menjadi gol paling lambat yang bersarang ke gawang PSG dalam tujuh tahun terakhir. Sebelumnya gol telat dilesakkan pemain Bordeaux Michael Ciani pada 2011.
Groupama Stadium pun langsung bergemuruh. Kiper Lyon Anthony Lopes bahkan sampai keluar dari sarangnya untuk merayakan gol penentu kemenangan di pinggir lapangan.
Penggawa Lyon larut dalam euforia. Sebab, mereka berhasil memutus streak delapan kemenangan beruntun PSG di semua ajang.
Kemenangan itu juga membuka kans persaingan di pentas Ligue 1. Kini Lyon nangkring di posisi runner-up dengan koleksi 48 poin atau masih tertinggal 8 poin di belakang PSG. ”PSG memang mengendalikan permainan. Namun, kualitas pemain kami menjadi pembeda, terutama proses terjadinya dua gol kami,” kata Bruno Genesio, pelatih Lyon, kepada ESPN.
Sementara itu, Unai Emery selaku pelatih PSG menyoroti komposisi pemainnya yang tak komplet. Selain Neymar yang tak masuk line-up, mereka harus kehilangan Kylian Mbappe yang cedera pada menit ke-39. Lalu, sejak menit ke-57, PSG harus tampil dengan sepuluh pemain menyusul kartu merah yang diterima Dani Alves. Bek PSG itu diusir setelah melakukan pelanggaran terhadap Tanguy Ndombele Alvaro.
”Cederanya Kylian Mbappe dan kartu merah Dani Alves membuat kami kehilangan kendali,” keluh Emery. ”Apalagi, Lyon memiliki kualitas individu yang dahsyat. Gol terakhir mereka adalah buktinya,” lanjut pria berkebangsaan Spanyol itu.
Marquinhos tak sependapat dengan Emery. Bek tengah PSG itu menganggap kemenangan Lyon hanyalah keberuntungan.
”Saya rasa mereka (Lyon, Red) tidak layak atas kemenangan ini karena dua kali sepakan jauh mereka menjadi gol. Hasil imbang lebih pantas,” kata Marquinhos. ”Tidak pernah mudah melawan tim seperti Lyon dengan sepuluh pemain. Hasil di pertandingan seperti ini tidak selalu membuat Anda down. Sama halnya seperti Anda yang merasa tak terkalahkan setelah menang 8-0 (vs Dijon, 18/1),” tambah gelandang Marco Verratti.