Potong Rambut dalam Truk
SURABAYA – Gimmick menjual makanan dengan menggunakan truk sudah banyak ditemui. Lain halnya dengan jasa potong rambut pria. Mengusung konsep yang diberi nama Broadway Mobile, gerai cukur rambut muncul dengan gaya berbeda. Tempat potong ada di dalam truk Dyna 100 ft yang dimodifikasi.
Meski menggunakan truk, jasa potong rambut tidak berjalan keliling mencari pelanggan. Setiap hari Broadway Mobile mangkal di Graha Fairground dengan jam operasional pukul 17.00–11.00. Truk akan berpindah jika ada eventevent tertentu seperti acara musik dan bazar. ’’Sejauh ini truk pernah dibawa ke Malang. Ada acara konser di sana,’’ ucap Manajer Adi Montana.
Truk didesain menggunakan partisi dengan jendela kaca besar di salah satu sisi dan pintunya. Desain disesuaikan dengan konsep delapan outlet yang lebih dulu beroperasi di Surabaya.
Jika dilihat dari luar, jendela kaca memberikan pemandangan desain interior tempat potong rambut. Dua kaca plus lampu sorot kuning dan putih membuat interior ruangan tampak jelas. Di pintu terdapat barber pole yang ketika berputar menandakan bahwa potong rambut sudah buka.
Saat masuk, terdapat dua kursi. Lengkap dengan display peralatan, sound system,
kulkas, AC, dan penghangat handuk. Bedanya, jasa potong rambut di truk tersebut tidak melayani keramas. Karena itu, harga yang dipatok 50 persen lebih murah dari harga outlet.
Dari segi pelayanan, menurut Adi, tidak ada yang berbeda. Tidak ada pula batasan durasi untuk melayani pelanggan. ’’Potong biasa plus pijat maksimal 30 menit,’’ ucap salah seorang barberman, Totok Pain. Karena tidak ada tempat keramas, mereka menggunakan vacuum cleaner untuk membersihkan sisa potongan rambut di sekitar bahu dan leher pelanggan.
’’Jemput bola. Konsep ini terinspirasi saat saya jalan-jalan ke Amerika,’’ papar Evan Riadi atau yang akrab disapa Ketex, pemilik Broadway. Konsep tersebut memberikan pelayanan potong rambut dengan nuansa berbeda. Sebab, pelanggan akan dicukur di dalam sebuah kendaraan minibus yang didesain menarik.
Evan membeli truk bekas sekitar Rp 300 juta dan ditambah modal untuk memodifikasi sekitar Rp 90 juta. Truk beroperasi selama hampir setahun.