Jawa Pos

Usia 12 Tahun, Berat Hanya 8 Kg

Bocah Menganti Sakit dan Gizi Buruk

-

GRESIK – ’’Ya Allah sembuhkan kakak. Semoga kakak bisa jalan. Amin.’’ Begitulah doa yang selalu diucapkan Indah Nur Fadillah untuk Muhammad Fajar, 12. Setiap selesai salat fardu, bocah 3,5 tahun itu berharap Allah SWT menyembuhk­an sang kakak dari penyakitny­a. Fajar terkena gizi buruk.

’’Kalau dengar adiknya berdoa, Fajar seakan mendapatka­n kekuatan. Seperti ingin bangun. Lehernya diangkat-angkat. Tapi, selalu gagal,’’ ucap ibunda Fajar, Wijayanti, kemarin (22/1).

Rumah keluarga tersebut sangat sederhana. Lantainya plesteran semen dan berdinding asbes. Fajar adalah anak ketiga di antara empat bersaudara pasangan pedagang gorengan Wijayanti, 39, dan Ahmad Baidowi, 49.

Dia merupakan satu-satunya anak lelaki di keluarga tersebut. Namun, dia mengalami penderitaa­n yang amat pedih. Fajar lahir pada 23 Mei 2006 sebagai anak normal. Kulitnya bersih. Hidungnya mancung. Ketika itu keluarga Baidowi dan Wijayanti semringah. Sebab, dua anak sebelumnya perempuan. Serasa lengkap keluarga itu.

Namun, petaka menimpa keluarga tersebut. Pada 2012 Baidowi terlibat kecelakaan. Dia terluka parah. Patah tulang leher. Kondisi itu membuat Wijayanti benar-benar kalang kabut.

Seakan ikut memikirkan nasib orang tuanya, Fajar yang ketika itu masih berusia 6 tahun shock. Tubuhnya kejang. Dia lantas dibawa ke rumah sakit. ’’Fajar mengalami koma selama satu bulan 10 hari,’’ jelas Wijayanti yang didampingi Baidowi. Kemarin mereka duduk lesehan di lantai plesteran sambil menunggui putra mereka yang tergolek tidak berdaya di atas tikar plastik hijau bermotif bunga.

Setelah lebih dari sebulan, Fajar tersadar dari koma. Namun, kondisi tubuhnya tidak normal. Kedua siku dan pergelanga­n tangannya menekuk. Dua kakinya mengecil. Berat badan Fajar tidak berkembang layaknya anak-anak normal. ’’Waktu itu dokter minta biaya berobat Rp 3,5 juta. Saya tidak punya uang. Anak saya kemudian saya bawa pulang dengan masih memakai infus,’’ ungkap Baidowi.

Kesehatan Fajar pascakoma tidak bisa kembali normal hingga sekarang. Fajar bak anak balita. Padahal, usianya akan menginjak 12 tahun. namun, berat badannya hanya 8 kilogram. Padahal, berat normal anak seusianya sekitar 40 kilograman.

Fajar juga tidak bisa ngomong dan duduk. Apalagi berdiri. Setiap hari dia menghabisk­an waktu dengan tidur-tiduran di karpet plastik. ’’Kalau lapar seperti orang teriak,’’ kata Wijayanti.

Makanan Fajar pun berbeda. Harus dihaluskan dulu. Kalau tidak, Fajar tidak mampu menelannya. Melihat kondisi Fajar, Wijayanti hanya bisa menangis. Perempuan kelahiran Boyolali, 10 Oktober 1979, tersebut tidak mampu berbuat apa-apa. Suaminya juga belum pulih 100 persen. Bagian tulang lehernya masih patah.

Saat ini mereka bertahan hidup dengan berjualan gorengan. Wijayanti kebagian menggoreng. Adapun Baidowi keliling menitipkan gorengan ke sejumlah warung dekat rumah. Kondisi ekonomi keluarga tersebut pas-pasan.

’’Kami sudah tidak punya apaapa lagi. Rencananya, anak kedua (Kurnia Rahmayanti, 14, kelas IX, Red) berhenti sekolah,’’ ungkapnya.

Kini Baidowi dan Wijayanti hanya berharap doa anak bungsunya, Indah Nur Fadillah, dikabulkan Sang Khalik.

PERLU BANTUAN: Fajar ditemani Wijayanti dan Indah Nur Fadillah di rumah mereka, Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, kemarin.

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ??
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia