Jawa Pos

Beli Cuma Rp 300 Ribu, Bisa Laku Rp 15 Juta

Muhamad Fathoni, Kolektor Ratusan Jam Tangan Antik

-

HASTI EDI SUDRAJAT

DUA lemari kaca terlihat mencolok saat memasuki ruang tamu rumah Fathoni di Perumahan Bumi Citra Fajar (BCF) Sidoarjo. ’’Lemarinya biasa. Isinya yang bagus untuk pajangan,” ujar Toni, sapaan akrabnya, setengah bergurau.

Lemari dengan tinggi 2 meter itu berisi ratusan jam tangan. Semuanya tertata dengan apik. Mereknya juga beragam. Mulai G-Shock, Seiko, Casio, hingga Rolex. Semuanya merupakan jam tangan rilisan lama. Koleksi paling tua saat ini adalah Rolex lansiran 1952. Jam dengan nomor seri 6294 itu dibeli dari seorang kolektor yang tinggal di Jepang.

’’Model vintage sudah pasti tidak ada di toko. Cari barangnya hanya lewat kenalan atau via online,” imbuhnya.

Perkenalan Toni dengan jam tangan antik terjadi pada 2011. Awalnya, Toni tertarik dengan jam yang dipakai kenalannya. Warna jam itu mencolok, kuning dan terlihat kukuh. Bentuknya yang cukup besar membuatnya terlihat sangar. ’’Tetapi, kesannya tetap sporty,” ujar sulung dua bersaudara itu.

Toni pun mengutarak­an keinginann­ya untuk memiliki jam tersebut. Gayung bersambut, oleh temannya jam itu dijual kepadanya. Jadilah jam G-Shock keluaran 1998 tersebut berpindah tangan. Toni membelinya dengan harga Rp 1,4 juta. ’’Enak untuk indoor atau outdoor,” jelasnya.

Sejak itu, Toni cukup lama tidak bersinggun­gan dengan jam tangan antik. Baru awal 2015, dia kembali tertarik. Maklum, bisnisnya di bidang komoditas laut dan hasil bumi sudah berkembang. Dia pun bisa menyisihka­n sebagian ta- bungannya untuk membeli jam. Caranya, rajin berselanca­r di situs jual beli online. Satu per satu jam antik dibeli. ’’Dari hanya dua, akhirnya kepikiran untuk terus menambah koleksi,” jelasnya.

Salah satu koleksi jam antik yang dimiliki Toni adalah Seiko Diver. Jam khusus penyelam itu menarik perhatiann­ya karena buatan 1967. ’’Harga Rp 7 juta. Kelihatann­ya mahal. Tetapi, kalau untuk investasi, masih bisa dimaklumi,” paparnya. Saat ini harga jam tangan tersebut menyentuh angka Rp 17 juta. Artinya, dalam dua tahun, kenaikan harganya mencapai Rp 10 juta.

Berburu jam antik, kata dia, tidak selalu dengan harga mahal. Toni mengaku pernah menemukan jam seharga Rp 300 ribu. Padahal, jam tersebut langka di pasaran. Jam merek G-Shock dengan seri SWC05 itu dibeli dari seorang teman.

’’Memang kondisinya tidak maksimal. Namun, setelah diperbaiki dengan dana Rp 1,5 juta, bisa terjual Rp 15 juta,” tutur pemuda kelahiran 25 November 1985 itu.

 ??  ??
 ?? HASTI EDI SUDRAJAT/JAWA POS ?? PENGHOBI: Muhamad Fathoni menunjukka­n ratusan koleksi jam tangan antik di rumahnya di kawasan Bumi Citra Fajar, Sidoarjo.
HASTI EDI SUDRAJAT/JAWA POS PENGHOBI: Muhamad Fathoni menunjukka­n ratusan koleksi jam tangan antik di rumahnya di kawasan Bumi Citra Fajar, Sidoarjo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia