Optimalkan Pembelajaran Student Centered
KEGIATAN belajar-mengajar (KBM) berlangsung baik jika didukung beberapa komponen yang kondusif dan berjalan sesuai fungsinya. Komponen tersebut adalah siswa, guru, sarana-prasarana, dan sebagainya. Paradigma lama menganggap guru sebagai komponen utama dalam kegiatan belajar-mengajar. Namun, pada paradigma terbaru, guru hanya berfungsi sebagai fasilitator yang mengantar siswa pada proses belajar sesungguhnya. Dengan begitu, komponen siswa seutuhnya menjadi lebih penting sebagai pribadi yang harus diberdayakan. Untuk digarisbawahi, harus diberdayakan tidak diperdayakan. Paradigma lama dan baru masing-masing memiliki konsekuensi yang berbeda.
Paradigma pertama berdampak pada keaktifan guru dalam membelajarkan dirinya. Paradigma kedua berarti keaktifan guru dalam membelajarkan siswanya dan keaktifan siswa dalam proses belajar. Banyak sekali model pembelajaran yang lebih menekankan pada student centered daripada teacher centered. Misalnya, model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, serta pembelajaran berbasis portofolio. Dalam model pembelajaran tersebut, guru bertugas sebagai fasilitator bagi siswa melalui proses belajarnya di sekolah.
Apa hasilnya? Siswa aktif mencari dan menemukan informasi penting serta tidak menunggu suapan dari gurunya bagaikan balita yang menunggu suapan dari ibunya. Siswa adalah pribadi setengah dewasa yang mampu berdiri dengan usahanya sendiri. Mereka akan mampu mengelola dirinya sendiri dengan arahan dan bimbingan tanpa intervensi yang berarti. Di sinilah pentingnya guru-murid saling mendukung dan melengkapi. Dengan begitu, terwujud sebuah pembelajaran yang kondusif dengan siswa yang aktif dan guru kreatif.
Belajar bukan hanya di sekolah, melainkan di mana pun seseorang berada. Sebab, belajar yang sesungguhnya adalah bisa menyentuh, menyaksikan, mengalami, dan melakukan sendiri untuk mendapatkan manfaat terbesar dari apa yang kita pelajari. Belajar yang sesungguhnya tidak menunggu informasi datang, tetapi mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Jika prinsip belajar itu dipegang dengan baik, yakinlah bahwa guru maupun siswa akan mampu bekerja sama sebagai mitra belajar yang solid dalam kegiatan belajar-mengajar.
(*) Guru SD Taman Pendidikan Islam (TPI) Gedangan