Jawa Pos

Si Cantik Tekan AKI

Januari, Tiga Ibu Meninggal

-

SIDOARJO – Menekan angka kematian ibu (AKI), dinas kesehatan (dinkes) membuat Si Cantik. Itu merupakan akronim dari Sidoarjo Mencegah Angka Kematian Ibu dan Anak. Menurut dr Inensa Khoirul, Si Cantik berupa aplikasi dalam handphone. ’’Tujuannya untuk skrining ibu hamil yang berisiko tinggi,’’ paparnya kemarin (21/1).

Dengan begitu, kondisi kesehatan ibu hamil pun terpantau oleh tim kesehatan. Baik di tingkat bidan, puskesmas, maupun rumah sakit. Aplikasi tersebut bisa diakses tenaga medis dengan memasukkan nomor induk kependuduk­an (NIK). ’’Dengan begitu, faktor risiko tertangani sejak dini. Kematian pun bisa dicegah,’’ lanjut supervisor Si Cantik itu.

Selain kondisi terkini, tenaga kesehatan bisa mengetahui riwayat kesehatan ibu hamil, Misalnya, pernah mengalami tekanan darah tinggi saat hamil atau pendarahan. ’’Meski ibu pindah ke daerah lain tetap bisa diakses. Sebab, passwordny­a kan NIK,’’ tambahnya.

Aplikasi tersebut memang sangat bermanfaat asal digunakan dengan benar. Menurut Ketua Forum Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Sidoarjo dr Setya Budi Pamungkas SpOG, secanggih apa pun aplikasi yang dibuat tidak ada gunanya jika tidak ditunjang kinerja yang benar. Karena itu, dia mengimbau seluruh peserta sosialisas­i Si Cantik yang terdiri atas dokter, bidan, dan bidan koordinato­r untuk tetap menjalanka­n prosedur standar operasi (PSO). ’’Bagaimana kita betul-betul menghargai nyawa pasien,’’ katanya.

Dia menegaskan, menangani ibu hamil dengan label risiko tinggi (risti) bukan sekadar dalam bidang pemeriksaa­n. Tetapi juga meliputi identifika­si dan memotivasi. Misalnya, memotivasi agar bersedia menjalani tes laboratori­um. ’’Harus tuntas. Terdeteksi, tapi tidak bisa memotivasi akan hilang,’’ katanya.

Berdasar data Dinkes Sidoarjo, pada 2017 terdapat 30 ibu yang meninggal dari 36.313 kelahiran hidup (KH). Jika dihitung per 100.000 KH, angka kematian ibu mencapai 82,62. Jumlah tersebut terbilang sedikit dibanding target nasional 306 per 100.000 KH.

Pada 2016 terdapat 26 ibu yang meninggal. Menurut Kepala Dinkes Sidoarjo dr Ika Harnasti, jumlah angka kematian ibu tersebut salah satunya diperoleh dari pendataan yang lebih terperinci dan intensif. Petugas mendata dengan sistem jemput bola. ’’Jadi, peristiwa yang tidak dilaporkan juga terdeteksi,’’ paparnya.

Sementara itu, faktor penyebab angka kematian ibu tinggi adalah pendarahan. Dari 30 kasus kematian, 12 di antaranya meninggal karena pendarahan. ’’Tahun ini selama tiga pekan sudah ada tiga ibu yang meninggal,’’ papar Kepala Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sidoarjo Sri Andari E.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia