Upacara Tea Pai di Chinese Fairy Tale Wedding
SURABAYA – Salah satu tahapan menikah dalam adat etnis Tionghoa adalah prosesi tea pai atau cing ciu. Upacara tea pai itu pun dilakukan saat David Kuncoro Lim dan Shantiany menghelat resepsi pernikahan mereka Minggu malam (21/1) di ballroom Hotel Santika Gubeng.
Tak hanya sakral, prosesi tea pai dianggap sebagai bekal bagi bahtera rumah tangga yang baru terjalin. Dalam upacara tersebut, kedua mempelai memberikan segelas kecil teh kepada satu per satu sanak keluarga yang sudah menikah. Kemudian, mereka akan mendapatkan hadiah atau angpao yang bermakna sebagai doa untuk kebahagiaan mempelai.
Prosesi itu berlangsung sore hingga malam. ’’Seluruh keluarga yang masuk daftar tea pai dipanggil satu per satu. Kalau untuk anak-anak, kedua mempelai yang kasih angpao,’’ papar Ignatius Albert dari Amadeuz Event Organizer. Menurut dia, walaupun pernikahan modern makin berkembang, masih banyak pengantin keturunan Tiongkok yang menjalani ritualritual layaknya pernikahan tradisional.
Sebelumnya, prosesi lain yang menjadi tradisi masyarakat Tionghoa juga dilakukan. Mulai tukar baki, sembahyang bersama, pemakaian jas dari orang tua laki-laki ke mempelai pria, hingga proses memakaikan slayer kepala ke gaun pengantin mempelai wanita oleh orang tuanya. ’’Kami ingin tetap menghargai cara orang tua dan keluarga kami waktu menikah dulu. Makanya, semua prosesi itu kami lakukan,’’ ujar Shanti, panggilan akrab Shantiany.
Director Eden Design Yosia Evan Wibisono menciptakan tema modern Chinese fairy tale untuk pernikahan tersebut. ’’Soalnya gabungan. Bajunya modern ballgown. Dekorasinya ala Chinese pakai bunga merah sama gold. Ritualnya masih lengkap,’’ ucapnya saat mengecek posisi ornamen kancing cheongsam yang terbuat dari kaca di atas panggung. Alhasil, bukan hanya dekorasi kekinian, pernikahan itu juga makin bermakna bagi David dan Shanti.