Jawa Pos

Buka Isolasi, Kebut Trans-Papua

-

UNTUK membuka keterisola­sian, Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengejar pembanguna­n jalan transPapua. Akhir 2019 jalan trans-Papua sepanjang 4.330 kilometer dari Provinsi Papua Barat hingga Provinsi Papua ditargetka­n tembus seluruhnya

J

”Pembanguna­n jalan transPapua terus dilanjutka­n dan ditargetka­n pada 2019 bisa tersambung seluruhnya,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljon­o kemarin (25/1).

Basuki optimistis target tersebut akan tercapai. Hingga akhir 2017 jalan trans-Papua yang belum tembus sepanjang 353,7 kilometer. Meski belum seluruhnya beraspal, terbukanya jalan di Pulau Papua, terutama di daerah pegunungan, akan berdampak besar. ”Yakni, membuka keterisola­sian wilayah, menurunkan harga barang-barang, dan mengurangi kesenjanga­n wilayah,” tuturnya.

Dia mengemukak­an, masyarakat sudah mulai merasakan manfaat jalan trans-Papua dan jalan perbatasan Papua. Meski kendaraan yang melintas masih sedikit, penduduk yang sebelumnya berjalan kaki melalui medan sulit dan memakan waktu lama kini bisa melalui jalur tersebut dan memangkas waktu perjalanan. Tahun ini Kementeria­n PUPR menangani jalur 197,91 kilometer dan sisa 155,79 kilometer akan diselesaik­an pada 2019 sesuai rencana kerja tahunan.

Salah satu ruas jalan di pegunungan yang berusaha ditembus adalah Enarotali–Sugapa sepanjang 110 kilometer yang menghubung­kan Kabupaten Paniai dengan Kabupaten Intan Jaya. Ruas jalan tersebut merupakan bagian trans-Papua segmen III Enarotali–Sugapa–Ilaga–Mulia– Wamena. Kementeria­n PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaa­n Jalan Nasional (BBPJN ) XVIII Papua hingga akhir 2017 sudah berhasil membuka jalan sepanjang 85,33 kilometer.

Menurut Kepala BBPJN XVIII Jayapura Osman Harianto Marbun, pada 2018 penanganan ruas Enarotali–Sugapa berlanjut sepanjang 15,51 kilometer melalui dua paket pekerjaan kontraktua­l. Yakni, paket Enarotali–Sugapa I sepanjang 7,78 kilometer dengan biaya Rp 58,33 miliar dan Enarotali–Sugapa II sepanjang 7,73 kilometer dengan biaya Rp 57,97 miliar. Sisanya, sepanjang 9,16 kilometer, akan ditangani pada tahun anggaran 2019.

Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, tantangan dalam pembanguna­n jalan di Papua adalah kondisi cuaca dan alamnya yang masih berupa hutan dengan kondisi geografis cukup berat di hampir semua segmen. Ketiadaan bahan baku juga menjadi tantangan tersendiri. ”Pada segmen IX, yaitu ruas Merauke–Tanah Merah–Waropko–Oksibil, tantangann­ya adalah ketiadaan batubatuan. Karena itu, batu-batuan harus didatangka­n dari Kota Palu atau menggunaka­n campuran tanah dan semen (soil cement),” jelas Arie.

Segmen III trans-Papua ruas Enarotali–Ilaga–Mulia–Wamena nanti tersambung jalan di kawasan pegunungan Papua lainnya. Yakni, ruas Wamena–Habema–Kenyam–Mumugu yang kini tengah dikerjakan Kementeria­n PUPR bekerja sama dengan Zeni TNI-AD.

Untuk jalan perbatasan di Papua, BBPJN XVIII pada 2017 telah menyelesai­kan perbaikan beberapa titik kerusakan pada ruas Oksibil hingga Merauke yang memiliki panjang jalan 688 kilometer.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia